Noken Papua adalah tas rajut yang dibuat dari bahan-bahan yang ada di hutan. Selain bahan dasar benang, termasuk juga bahan-bahan penyusun Noken Papua adalah akar tanaman anggrek, kulit kayu, beberapa jenis dedaunan, bahkan ilalang. Selain bahanya yang beragam, cara membuat noken juga tidak sama di antara jenisnya.
Noken Khas Papua ini sempat menghiasi Google Doodle sebagai tema utamanya. Tangan-tangan Mama-mama yang berasal dari Papua dengan penuh cinta menghasilkan Noken yang menawan. Noken tersebut muncul di Google Doodle pada Jumat (4/12/2020) yang diilustrasikan oleh seorang seniman tamu dengan basis utamanya di Depok, Danu Fitra.
Baca juga: 6 Cara Agar Pinjol Tidak Sebar Data
Sejarah Noken Sebagai Warisan Dunia UNESCO
Sejak saat itu, noken resmi menjadi salah satu warisan budaya tak benda dunia UNESCO. Sudah cukup lama sebenarnya Indonesia memperjuangkan noken ini untuk masuk dalam daftar UNESCO. Di hadapan dua puluh enam anggota komite warisan dunia yang merupakan wakil dari 189 negara, sidang untuk noken digelar pada Jumat, (4/12) di Paris silam dan menghasilkan keputusan memasukkan noken sebagai warisan dunia.
Keputusan ini merupakan langkah besar yang diambil demi menjaga dan menyelamatkan noken ini dari kepunahan. Noken adalah tas yang biasa dipakai di kepala oleh masyarakat Papua pada umumnya. Kerajinan tas tradisional buatan tangan asli yang memiliki nilai budaya dan sosial-ekonomi yang besar di seluruh Provinsi Papua dan Papua Barat Indonesia.
Tas unik ini terbuat dari kulit kayu dan dapat difungsikan seperti tas yang dipakai pada umumnya. Hanya saja cara menggunakannya tak sama dengan tas kebanyakan. Jika tas lainnya kebanyakan dikaitkan atau disandang di kedua bahu untuk talinya, sementara beban di punggung, maka noken khas Papua ini talinya ditahan di kepala.
Filosofi Noken Papua
Tas khas Papua ini sekilas memang hanya sepert tas rajutan biasa, namun sebenarnya menagndung filosofi yang sangat dalam maknanya. Yakni nilai budaya dan sosial ekonomi yang besar dan sudah mandarah daging di seluruh Provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia.
Seiring perkambangan zaman, tas yang dianggap sebagai ikon khas utama Papua ini mulai ditinggalkan masyarakat. Sebenarnya hal ini amat disayangkan sekali, karena tas tradisional Papua ini sebenarnya sangat merepresentasikan budaya masyarakat Papua. Hampir mayoritas semua suku etnik Papua mengenal benda ini dan menggunakannya untuk keperluan sehari-hari.
Baca juga: Cara Menghilangkan Kutek yang Praktis dan Lengkap
Tas tradisional Noken ini memiliki simbol kehidupan yang baik, mengandung arti perdamaian, dan kesuburan bagi masyarakat di tanah Papua. Terkhusus mereka yang kebanyakan berdomisi di daerah pegunungan tengah Papua, seperti: suku Meea tau Ekari, suku Damal, Suku Yali, suku Dani, Suku Lani dan juga suku Bauzi.
Para wanita di Papua sejak sedari kecil sudah harus belajar dan mampu untuk membuat noken yang sempurna. Hal ini dikarenakan membuat noken dari dulu hingga saat ini dapat melambangkan kedewasaan dari setiap perempuan Papua. Dan jika ternyata ada perempuan papua yang belum bisa membuat Noken, dia tidak akan dianggap dewasa dan bahkan skill dan kemampuan ini merupakan salah satu syarat utama untuk menikah.
Tas khas Papua dari kulit kayu ini dibuat oleh 250 suku di Papua, oleh karenanya cara membuat noken pun beragam. Namun kini fungsinya juga sudah mulai tergantikan oleh tas-tas yang lebih modern. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir belakangan ini, warisan budaya Noken Papua asli ini sempat hampir terancam. Padahal keunikan Noken Papua telah didaftarkan secara resmi ke UNESCO sebagai salah satu karya tradisional dan warisan kebudayaan tak benda dunia.
Yang sangat menarik dari tas tradisional khas Papua ini adalah cara membuat noken ini hanya boleh diketahui oleh orang Papua saja dan yang yang memiliki hak dan boleh membuat noken hanya keturunan mereka saja.
Fungsi Noken Papua
Laki-laki dan perempuan menggunakan tas nokennya untuk membawa hasil perkebunan dan juga untuk membawa hasil bumi dari hutan. Noken juga digunakan untuk membawa tangkapan dari laut atau danau, kayu bakar. Dan lebih unik lagi, noken ini juga digunakan sebagai tas yang nyaman dan aman untuk membawa bayi atau hewan kecil lainnya.
Keberadaannya di rumah-rumah orang Papua juga berguna saat berbelanja dan menyimpan barang-barang yang ada di rumah. Selain itu, kerajinan tangan ini kerap kali dipakai untuk memeriahkan perayaan tradisional, atau diberikan sebagai persembahan perdamaian.
Noken tas khas Papua yang anyamannya rumit ini telah diwariskan dari generasi ke generasi, terutama cara membuat noken tersebut. Cara membuat noken menuntut keterampilan taktil yang halus, perawatan yang berdedikasi tinggi, dan tidak kekurangan visi artistic dari tampilannya.
Cara Membuat Noken Papua
Cara membuat noken ini sendiri tidak sama antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Namun pada umumnya, dibuat menggunakan cabang, batang atau kulit pohon atau semak tertentu.
Noken ini terbuat dari bahan baku kayu pohon Manduam, pohon nawa atau anggrek hutan dan masih banyak lagi jenis-jenis pohon yang umum digunakan untuk membuat noken. Bagian pohon tadi terlebih dahulu ditebang, dan kemudian dipanaskan di atas api lalui direndam dalam air. Serat kayu yang tersisa nanti dikeringkan kemudian dipintal menjadi benang atau tali yang terbilang sangat kuat.
Untuk memperindah hasil tas rajut ini dan menjadi langkah finishing dari cara membuat noken adalah pewarnaan. Noken tadi diwarnai dengan pewarna alami. Talinya diikat dengan tangan untuk membuat kantong jaring dengan berbagai macam pola dan ukuran.
Tentunya proses pembuatannya membutuhkan keterampilan manual yang hebat dan juga perhatian serta rasa artistik. Tidak cukup sehari atauapun dua hari bagi seseorang untuk mampu belajar cara membuat noken. Untuk bisa menguasainya memakan waktu beberapa bulan bahkan bisa jadi lebih lama dari itu.
Proses pembuatannya bisa mencapai satu sampai dengan dua minggu. Untuk noken dengan ukuran yang besar, bahkan bisa mencapai tiga minggu atau bahkan sampai dua atau tiga bulan. Hal tersebut tergantung dengan proses yang dijalaninya.
Di daerah Sauwadarek, Papua, kita masih bisa menemukan pembuatan noken secara manual dan langsung. Hal ini bisa menjadi tujuan wisata yang menarik jika mengungjungi papua suatu hari nanti.
Menjadi Tas Serbaguna
Masyarakat Papua biasanya menggunakan Noken untuk bermacam-macam kegiatan, Noken yang berukuran besar misalnya dan sering disebut Yatoo dipakai untuk membawa barang seperti kayu bakar. Barang yang dibawa juga termasuk tanaman hasil panen, barang-barang belanjaan, dan juga digunakan untuk menggendong anak.
Tas yang berukuran sedang dan disebut Gapagoo digunakan untuk membawa barang-barang belanjaan dalam jumlah yang sedang. Dan yang berukuran kecil atau disebut dengan mitutee digunakan untuk membawa barang-barang personal dan pribadi.
Tas rajut Papua ini juga sering kali difungsikan sebagai hadiah kenang-kenangan untuk tamu. Tamu-tamu yang diberikan tas noken ini. biasanya baru pertama kali menginjakkan kakinya di bumi Papua.
Demikianlah cara membuat noken yang sudah menjadi warisan kebudayaan UNESCO. Kita patut bangga sebagai bangsa Indonesia yang memiliki banyak sekali budaya dan terhampar luas dari Sabang sampai Merauke.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk Kompos yang Mudah dan Cepat
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.
