Apa Itu Hiperinflasi? Begini Cara Kerjanya dan Dampaknya ke Keuanganmu

14 Dec 2025 by Kredit Pintar., Last edit: 14 Dec 2025

Sobat Pintar, ketika mendengar kata inflasi, mungkin yang terbayang adalah kenaikan harga yang masih bisa dikendalikan. Namun ada satu kondisi ekstrem yang jauh lebih mengkhawatirkan, yaitu hiperinflasi. Hiperinflasi adalah situasi ketika harga melonjak begitu cepat sampai uang terasa tidak berharga lagi. Gaji baru masuk, harga barang sudah berubah. Tabungan bertahun tahun pun bisa habis hanya untuk kebutuhan beberapa hari.

Agar kamu lebih memahami fenomena ini, mari kita bahas apa itu hiperinflasi, bagaimana cirinya, apa penyebabnya, serta contoh kejadiannya di dunia dan Indonesia.

Apa Itu Hiperinflasi?

Hiperinflasi adalah kondisi inflasi yang sangat tinggi dan meningkat dalam waktu yang sangat cepat. Banyak ahli menggambarkan hiperinflasi sebagai kenaikan harga lebih dari 50 persen dalam satu bulan. Dengan kecepatan seperti itu, harga bisa berlipat ganda hanya dalam beberapa bulan.

Ciri cirinya terlihat dari perilaku harga dan masyarakat. Harga barang dan jasa berubah dalam hitungan hari, bahkan jam. Uang tunai kehilangan daya beli begitu cepat sampai orang berusaha segera menukarnya dengan barang, emas, atau mata uang asing yang lebih stabil. Dalam kondisi seperti ini, uang lokal tidak lagi berfungsi sebagai alat penyimpan nilai.

Mengapa Hiperinflasi Bisa Terjadi?

Hiperinflasi biasanya muncul karena kombinasi kebijakan ekonomi dan kondisi sosial politik yang tidak stabil. Salah satu penyebab paling umum adalah pencetakan uang berlebihan. Ketika pemerintah menghadapi defisit dan menutupinya dengan mencetak uang tanpa diimbangi pertumbuhan ekonomi, jumlah uang bertambah terlalu cepat sementara barang tetap terbatas. Akibatnya harga naik tak terkendali.

Selain itu, hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan mata uang juga berperan besar. Situasi politik yang kacau, pergantian kepemimpinan, atau konflik dapat membuat masyarakat panik dan beralih ke mata uang asing. Ketika permintaan terhadap mata uang lokal jatuh, nilai tukarnya ikut melemah dan harga barang impor melonjak.

Gangguan besar pada produksi juga bisa memicu hiperinflasi. Krisis energi, gagal panen, atau konflik yang merusak infrastruktur membuat barang makin sedikit sementara peredaran uang tetap banyak. Ketidakseimbangan ini menjadi bahan bakar inflasi ekstrem.

Baca juga: Pengertian Instrumen Kebijakan Moneter, Contoh, dan Jenisnya

Bagaimana Dampak Hiperinflasi Terhadap Kehidupan?

Dampak hiperinflasi sangat berat bagi kehidupan sehari hari. Tabungan dalam bentuk uang bisa kehilangan nilai dalam waktu singkat. Orang yang menabung selama bertahun tahun bisa kehilangan daya beli hanya dalam hitungan minggu. Banyak keluarga terpaksa membeli persediaan barang karena harga naik begitu cepat.

Gaji pekerja juga tidak lagi memiliki arti yang tetap. Perusahaan kesulitan menentukan gaji yang sesuai karena harga terus berubah. Pekerja pun langsung membelanjakan gaji mereka sebelum harga naik lagi. Dalam kondisi ekstrem, masyarakat bahkan bisa kembali melakukan barter karena mata uang tidak lagi dipercaya.

Perekonomian secara keseluruhan ikut terganggu. Kontrak bisnis sulit dilakukan karena nilai uang tidak stabil. Perdagangan internasional terhambat karena negara lain enggan menerima mata uang yang nilainya dapat jatuh sewaktu waktu. Situasi ini membuat investasi menurun dan pertumbuhan ekonomi berhenti.

Contoh Kasus Hiperinflasi di Berbagai Negara

Dalam sejarah modern, ada beberapa kasus hiperinflasi yang memberikan pelajaran besar. Salah satunya adalah Jerman pada era Republik Weimar setelah Perang Dunia I. Pemerintah mencetak uang untuk membayar utang perang dan menutup defisit, menyebabkan harga melonjak jutaan kali lipat. Banyak orang membawa uang dalam jumlah besar hanya untuk membeli makanan pokok.

Zimbabwe juga mengalami hiperinflasi parah pada 2000-an. Nilai mata uangnya jatuh drastis sampai pemerintah mengeluarkan uang dengan nominal fantastis. Pada akhirnya, masyarakat beralih menggunakan mata uang asing seperti dolar Amerika karena mata uang lokal tidak berfungsi lagi.

Venezuela menjadi contoh terbaru dari hiperinflasi yang sangat panjang. Kombinasi krisis politik, penurunan produksi minyak, dan kebijakan ekonomi yang tidak tepat membuat harga naik ekstrem dari tahun ke tahun. Banyak warga kesulitan memenuhi kebutuhan dasar karena nilai uang mereka terus menyusut.

Baca juga: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung Inflasi

Apakah Indonesia Pernah Mengalami Hiperinflasi?

Indonesia memang pernah menghadapi inflasi yang sangat tinggi pada pertengahan 1960-an. Pada masa tersebut, situasi politik tidak stabil dan kebijakan keuangan negara tidak terkendali. Pemerintah mencetak uang dalam jumlah besar untuk membiayai anggaran negara. Nilai rupiah pun jatuh dan harga barang melesat tajam.

Pemulihan dilakukan melalui pengetatan anggaran, penyesuaian kebijakan moneter, serta kerja sama internasional. Meski butuh waktu, langkah langkah tersebut akhirnya berhasil menurunkan inflasi. Pengalaman ini menjadi pengingat bahwa disiplin fiskal dan moneter sangat penting untuk menjaga stabilitas harga.

Bisakah Hiperinflasi Dicegah?

Jawabannya bisa. Negara dapat mengambil langkah langkah pencegahan dengan menjaga anggaran tetap sehat dan tidak bergantung pada pencetakan uang. Bank sentral harus menjaga kredibilitasnya dalam mengatur suku bunga dan jumlah uang beredar.

Selain itu, menjaga produksi barang dan jasa tetap stabil juga penting. Selama suplai barang mengikuti permintaan, tekanan inflasi bisa ditekan. Untuk individu, pelajaran yang bisa dipetik adalah pentingnya diversifikasi aset. Menempatkan seluruh kekayaan dalam bentuk uang tunai berisiko tinggi jika inflasi tiba tiba melonjak. Menyimpan sebagian aset dalam bentuk emas, properti, atau instrumen investasi lain dapat memberikan perlindungan nilai.

Memahami konsep hiperinflasi membuat kita lebih sadar bahwa kondisi ekonomi bisa berubah cepat. Dengan pengetahuan ini, Sobat Pintar dapat membuat keputusan keuangan yang lebih bijak dan siap menghadapi ketidakpastian di masa depan.

Baca juga: Ketahui Cara Menghindari Inflasi Gaya Hidup yang Efektif

Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech berizin dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman daring bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.

14 Dec 2025
mobile-close
Pinjam kilat 50 juta!Download