Pemerintah Jepang telah menerapkan kebijakan pembuangan limbah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) ke laut. Penerapan kebijakan tersebut telah dilakukan pada Agustus 2023.
Kebijakan tersebut mendapatkan protes dari sejumlah negara tetangga. Satu negara yang bereaksi keras adalah Cina. Hal tersebut dikarenakan kekhawatiran dampak nuklir terhadap ekosistem laut.
Jepang memberikan tanggapan kalau pembuangan limbah nuklir tersebut sudah sesuai dengan standar keselamatan Internasional dan petunjuk Badan Atom Internasional (IAEA). Jepang menjamin kalau dampak kepada manusia dan lingkungan bisa diabaikan.
Baca juga: Cara Mengatasi Pencemaran Air
Asal Limbah Nuklir Jepang
Limbah nuklir yang dibuang jepang ke Samudra Pasifik berasal dari bencana tsunami 2011. Saat itu, PLTN yang berada di fukushima hancur terhantam tsunami. Untuk mendinginkan batang bahan bakar reaktor nuklir, Tepco menggunakan air. Hal tersebut menghasilkan air yang terkontaminasi dan disimpan dalam tangki besar yang berjumlah lebih dari 1.000 tangki.
Saat ini, Jepang membutuhkan lahan yang digunakan untuk tangki air limbah tersebut, guna membangun fasilitas baru. Jepang telah memberikan klaim kalau air limbah yang dibuang telah diolah sedemikian rupa, sehingga sudah mencapai standar keamanan.
Tepco melakukan sistem Sistem Pemrosesan Cairan Lanjutan, untuk mengurangi sebagian besar zat radioaktif. Tepco menyaring air untuk menghilangkan isotop, sehingga hanya menyisakan tritium.
Tepco mengklaim, kalau air limbah yang dibuang hanya menyisakan tritium dan karbon-14. Dua zat tersebut memancarkan tingkat radiasi yang sangat rendah.
Imbas dari Pembuangan Air Limbah Nuklir
Pembuangan air yang terkontaminasi limbah nuklir membuat Jepang berada dalam sorotan. Cina merupakan negara yang paling vokal dalam masalah tersebut.
Cina menganggap tindakan Jepang adalah tindakan yang egois dan tidak bertanggung jawab. Bahkan, Cina mengeluarkan larangan untuk mengimpor hasil laut dari 10 prefektur di Jepang, termasuk Fukushima dan Tokyo.
Bahkan, penolakan juga datang dari dalam negeri sendiri, yaitu dari Federasi Nasional Asosiasi Koperasi Perikanan Jepang. Para nelayan mengkhawatirkan kerusakan biota laut tidak dapat dihindarkan karena keputusan pemerintah Jepang.
Namun, Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, menegaskan kalau pemerintah akan bertanggung jawab jika keputusan tersebut memengaruhi industri perikanan di Jepang.
Baca juga: Cara Mengatasi Sampah Elektronik
Imbas untuk Indonesia
Zat radioaktif bisa menyebabkan dampak yang berbeda-beda bagi makhluk hidup. Untuk manusia, dampak yang dirasakan bisa pusing hingga menyebabkan kanker. Limbah nuklir yang dibuang ke laut dan masuk ke samudra Pasifik memiliki kemungkinan masuk ke Indonesia.
Hal tersebut dikarenakan adanya arus laut. Walaupun ketentuannya 900km dari pulau terdekat, namun adanya arus laut memungkinkan air limbah tersebut memasuki perairan Indonesia dan mengontaminasi habitat laut Indonesia.
Badan Tenaga Atom Internasional diharapkan dapat melakukan pengawasan yang ketat terhadap keputusan Jepang. Sehingga bisa meminimalisasi risiko yang ditimbulkan dari pembuangan limbah nuklir tersebut.
Jepang Bahas Pembuangan Limbah Nuklir di KTT ASEAN
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, meyakinkan kalau keputusan membuang limbah nuklir telah melalui perhitungan yang matang. Jepang terus menjalin komunikasi dengan IAEA untuk melakukan pengawasan dan terus menghitung tingkat kontaminan agar tidak berada dalam level yang membahayakan.
Jepang menjamin akan menjaga transparansi terhadap keputusan yang sudah dibuat. Jepang akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjamin keselamatan, mencegah dampak buruk terhadap reputas, mendukung kelangsungan mata pencaharian di industri maritim.
Baca juga: Cara Mengurangi Sampah Plastik
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech berizin dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.
Silakan membaca 
