“JCI itu apa sih?”. Mungkin kalimat itulah yang akan pertama kali terbersit dalam benak Sobat Pintar ketika membaca atau mendengarnya. Agar makin akrab dengan akronim tersebut dan tidak bertanya-tanya lagi, simaklah ulasan singkatnya dalam tulisan ini.
Tidak dapat dipungkiri, rasa kepo (penasaran, ingin tahu) pasti akan muncul jika menemui istilah yang masih asing atau belum familiar. Namun Sobat Pintar tidak perlu khawatir, ulasan singkat ini akan memuaskan dahaga atas keingintahuan mengenai istilah tersebut.
Baca juga: Saham: Pengertian, Jenis dan Cara Membelinya
Pengertian JCI
Jika akronim atau singkatan JCI dijabarkan, maka pengertiannya adalah Jakarta Composite Index. Lantas, mengapa harus ada ‘Jakarta’ yang disematkan? Apakah istilah ini ada kaitannya dengan kota Jakarta?
Bukan seperti itu maknanya, walaupun Sobat Pintar mungkin akan langsung mengaitkannya dengan DKI Jakarta. Namun percayalah bahwa istilah yang satu ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan perkembangan provinsi atau kota.
Tidak berkaitan pula dengan aspek geografis, demografi, sosial, budaya, atau bahkan politik. Makna sesungguhnya bahkan jauh dari semua aspek tersebut. Ibaratnya sejauh jarak antara Bumi dengan matahari.
Agar Sobat Pintar tidak makin penasaran, mari beranjak ke pengertian yang sesungguhnya. Pada dasarnya, Jakarta Composite Index adalah sebuah indeks yang memuat seluruh saham di Indonesia.
Benarkah seluruhnya? Lebih tepatnya yakni saham yang terdata di dalam Indeks Saham Gabungan Indonesia. Sobat Pintar tentunya lebih akrab dengan akronimnya, yakni IHSG.
Dengan demikian, JCI memuat seluruh saham dari berbagai perusahaan di Indonesia. Mulai dari Sabang sampai Merauke, selama perusahaan tersebut sudah melantai di bursa saham (IPO – Initial Public Offering), pasti akan terdata dalam Jakarta Composite Index.
Dilansir dari laman bloomberg, indeks ini dikembangkan dengan nilai indeks dasar 100 pada 10 Agustus 1982. Dengan demikian, Jakarta Composite Index tidaklah muncul begitu saja dari udara kosong, tetapi sudah melewati proses selama lebih dari 3 dekade.
Jika Sobat Pintar ingin memantau indeks harian, maka cukup ketikkan saja kedua jempol Anda di Google. Bisa juga langsung menuju situs bloomberg atau Bursa Efek Indonesia (BEI).
Melalui kedua situs tersebut, Sobat Pintar dapat mengetahui pergerakan saham dari para emiten yang terindeks di dalamnya.Terlebih jika Sobat Pintar berkeinginan untuk berinvestasi melalui instrumen saham, maka memantau indeks harian adalah hal yang wajib untuk dilakukan.
Baca juga: Tips dan Cara Beli Saham IPO Untuk Pemula
Kategori atau Pembagian Sektor dalam JCI
Sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya, JCI memuat seluruh emiten yang terindeks atau terdaftar dalam BEI. Mungkin Sobat Pintar sudah bisa membayangkan berapa banyak perusahaan yang ada di dalamnya. Agar pemahaman Sobat Pintar makin mumpuni dan tidak berujung menjadi kebingungan, berikut ini adalah berbagai kategori emiten berdasarkan jenis industri.
- Agrikultur
Sesuai namanya, sektor industri yang satu ini meliputi hasil pertanian dan perkebunan. Contohnya yakni beras, jagung, kelapa sawit, dan sumber daya alam lainnya yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat, termasuk impor. Beberapa emiten yang termasuk di dalamnya yakni:
- Astra Argo Lestari (AALI)
- Bakrie Sumatra Plantations (UNSP)
- Bumi Teknokultura Unggul (BTEK)
- Dharma Samudera Fishing Industries (DSFI)
- Sampoerna Agro (SGRO)
- Sawit Sumbermas Sarana (SSMS)
- Pertambangan
Sumber daya yang dapat ditambang di bumi pertiwi ini mencakup minyak, gas, hingga batu bara. Beberapa emiten yang termasuk di dalamnya yakni:
- Adaro Energy (ADRO)
- Darma Henwa (DEWA)
- Indo Tambangraya Megah (ITMG)
- Medco Energy International (MEDC)
- Petrosea (PTRO)
- Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA)
- Industri Dasar dan Kimia
Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya masyarakat tidak bisa lepas dari berbagai unsur kimia. Oleh karena itu, semua perusahaan yang fokus pada pengolahan bahan kimia masuk dalam sektor ini. Beberapa emiten yang termasuk di dalamnya yakni:
- Asahimas Flatglass (AMFG)
- Holcim Indonesia (SMCB)
- Indocement Tunggal Prakarsa (INTP)
- Intikeramik Alamasri Industri (IKAI)
- Semen Indonesia (SMGR)
- Wijaya Karya Beton (WTON)
- Miscellaneous Industry
Namanya mungkin terkesan aneh atau unik. Pada dasarnya, sektor industri yang satu ini meliputi pembuatan mesin-mesin berat beserta komponen penunjangnya. Beberapa emiten yang termasuk di dalam JCI yakni:
- Astra International (ASII)
- Astra Otoparts (AUTO)
- Goodyear Indonesia (GDYA)
- Gajah TUnggal (GJTL)
- Indomobil Sukses Internasional (IMAS)
- Prima Alloy Steel Universal (PRAS)
- Consumer Goods Industry
Sektor yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi Sobat Pintar. Coba perhatikan berbagai produk yang dikonsumsi setiap harinya, semua berasal dari sektor ini. Beberapa emiten yang termasuk di dalamnya yakni:
- Gudang Garam (GGRM)
- Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)
- Kalbe Farma (KLBF)
- Mayora Indah (MYOR)
- Ultrajaya Milk Industry (UTJY)
- Properti dan Real Estate
Dari nama sektornya saja sudah cukup terlihat, yakni fokus pada penyediaan dan pengembangan properti (perumahan, apartemen, dan lain-lain). Di samping itu juga meliputi jasa konstruksi berikut sub-sektornya. Beberapa emiten yang termasuk di dalamnya yakni:
- Agung Podomoro Land (APLN)
- Bumi Serpong Damai (BSDE)
- Ciputra Development (CTRA)
- Lippo Karawaci (LPKR)
- Plaza Indonesia Realty (PLIN)
- Waskita Karya (WSKT)
- Infrastruktur, Perlengkapan, dan Transportasi
Sektor industri yang satu ini juga tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sudah termasuk sebagai kebutuhan. Adapun sektor ini meliputi energi, transportasi, konstruksi non-gedung, hingga pembangunan jalan tol. Beberapa emiten yang termasuk di dalamnya yakni:
- Blue Bird Group (BIRD)
- Garuda Indonesia (GIAA)
- Indosat Ooredoo (ISAT)
- Jasa Marga (JSMR)
- Perusahaan Gas Negara (PGAS)
- Telekomunikasi Indonesia (TLKM)
- Keuangan
Namanya saja sektor keuangan, sudah jelas bahwa sektor industri ini meliputi jasa perbankan. Tidak hanya bank saja, tetapi juga layanan perbankan lainnya seperti asuransi, institusi finansial, dan sekuritas. Beberapa emiten yang termasuk di dalamnya yakni:
- Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF)
- Bank Central Asia (BBCA)
- Bank Mandiri (BMRI)
- Panin Insurance Tbk. (PNIN)
- Panin Sekuritas Tbk. (PANS)
- Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Sobat Pintar tidak perlu pusing tujuh keliling karena sektor yang satu ini sudah tergambar jelas melalui namanya. Contohnya yakni retail, hospitality, hingga media. Beberapa emiten yang termasuk di dalamnya yakni:
- Hotel Sahid Jaya International (HSID)
- Metrodata Electronics (MTDL)
- MNC Sky Vision (MSKY)
- Pembangunan Jaya Ancol (PJAA)
- Saratoga Investama Sedaya (SRTG)
- Surya Citra Media (SCMA)
Baca juga: Daftar Saham Bank Terbaik di Tahun 2022
Demikianlah sekilas informasi mengenai JCI yang dapat dipahami oleh Sobat Pintar. Sudah tidak bingung lagi kan? Kiranya tulisan ini akan semakin memperkaya wawasan Anda mengenai indeks saham di Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.
