Tahun 2021 sudah berganti menjadi 2022, dan banyak harapan baik yang semoga dapat terkabul di tahun baru ini. Resolusi tahun lalu yang belum sepenuhnya tercapai bisa mulai diselesaikan tahun ini, mulai dari pendidikan, bisnis, hingga asmara. Setiap orang pasti berharap keinginannya dapat terwujud entah melalui ikhtiar kuat maupun doa-doa yang dipanjatkan.
Tapi tahukah Anda bahwa orang Jawa memiliki perhitungan tanggalan Jawa 2022. Begitu juga dengan tahun-tahun sebelumnya. Sistem penanggalannya bisa terkait dengan tradisi, misalnya menentukan tanggal baik sebelum melakukan suatu hal seperti pernikahan atau membuka bisnis baru.
Masyarakat Jawa mengaitkannya dengan istilah weton. Weton adalah hari kelahiran dalam penanggalan Jawa yang biasa digunakan untuk meramalkan sesuatu misalnya kecocokan antar pasangan, mengetahui karakter seseorang, hingga ramalan kesuksesan mereka.
Baca juga: Panduan Lengkap Tanda, Tanggal Zodiak dan Artinya
Sebelum Melihat Tanggalan Jawa 2022, Simak Dulu Sejarahnya
Di dunia ini tersebar berbagai macam kalender sesuai dengan kebudayaan dan sejarah setempat. Beberapa kalender yang terkenal di antaranya Kalender Masehi, Kalender Hijriyah bagi umat muslim, dan kalender Jawa yang biasanya digunakan oleh masyarakat Jawa di Indonesia.
Tanggalan Jawa sendiri merupakan warisan leluhur yang harus tetap dijaga kelestariannya. Maka dari itu ada baiknya para generasi muda dari suku Jawa mengenal tanggalan Jawa 2022.
Suku Jawa bisa dikatakan memiliki peradaban tinggi karena mampu menciptakan kalender mereka sendiri. Hal itu karena tidak banyak bangsa di dunia ini yang memiliki sistem penanggalan sendiri maka dari itu kita wajib berbangga bisa menjadi bagian dari mereka.
Kalender Jawa memiliki sejarah panjang di mana penggunaannya sudah berlangsung sejak tahun 1633 Masehi. Pencetus kalender ini adalah Sultan Agung Hanyokrokusumo yang berasal dari Kesultanan Mataram. Kalender Jawa diciptakan oleh Mpu Hubayun pada 911 Sebelum Masehi.
Seiring berjalannya waktu terdapat beberpa perubahan di antaranya aksara atau huruf dan sastra Jawa yang dilakukan oleh Prabu Sri Mahapunggung 1 pada tahun 50 Sebelum Masehi. Dasar penciptaan kalender Jawa adalah Sangkan Paraning Bawana atau asal-usul alam semesta.
Kalender ini berhasil diwariskan secara turun temurun berkat peran Kesultanan Mataram di dalamnya. Di era modern seperti saat ini, kalender Jawa masih tetap dilestarikan oleh masyarakat. Perhitungannya juga dicantumkan pada sebagian kalender Masehi di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.
Baca juga: Simak Peruntungan Menurut Zodiak Untuk Tahun 2022!
Ini saatnya kamu mendapatkan hadiah total jutaan rupiah! Yuk ikutan Nulis Bareng Kepi, cukup tuliskan artikel mengenai gaya hidup dan kirimkan ke Kredit Pintar. Klik di sini untuk simak ketentuan dan syaratnya.
Pasaran dalam Kalender Jawa
Pancawara atau lebih dikenal dengan istilah pasaran adalah nama-nama hari yang ada dalam kalender Jawa. Hari-harinya dikenal dengan nama Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi. Pasaran digunakan oleh masyarakat Jawa untuk menentukan hari baik sebelum menyelenggarakan suatu acara misalnya yang paling terkenal adalah pernikahan.
Orang Jawa masih sangat percaya dengan hal semacam itu karena mereka meyakini bahwa terjadinya kehidupan di alam semesta tidak lepas dari sebuah rencana. Maka dari itu berakhir dengan baik maka perhitungannya berhasil.
Setelah mengetahui seputar pasaran yang berarti hari maka nama bulan dalam masyarakat Jawa juga berbeda dengan nama bulan di Kalender Masehi. Berikut nama-nama bulan dalam penanggalan Kalender Jawa:
- Sura
- Sapar
- Mulud
- Bakda Mulud
- Jumadil Awal
- Jumadilakhir
- Rajab
- Ruwah
- Poso
- Sawal
- Sela
- Zulhijjah
Sementara itu, masih terdapat istilah wuku dalam Kalender Jawa. Wuku adalah siklus hari yang diawali dari Ahad atau Minggu dan diakhiri Setu atau Sabtu. Penanggalan wuku ini digunakan oleh pemeluk agama Hindu atau masyarakat kejawen.
Terdapat tiga puluh nama wuku yang diambil dari kisah kerajaan Prabu Watugunung. Dikisahkan bahwa Prabu Watugunung memiliki istri bernama Ratu Sinta dan dikarunia 30 putra. Semua nama putra raja dan ratu tersebut menjadi nama wuku, di antaranya:
- Medangkungan
- Maktal
- Wuje
- Manahil
- Prangbakat
- Bolo
- Wungu
- Wayang
- Kulawa
- Dukut
- Watugunung
- Sinto
- Landep
- Wukir
- Kurantil
- Tolu
- Gumbreng
- Warigalit
- Wariagung
- Julungwangi
- Sungsang
- Galungan
- Kuningan
- Mangkir
- Mondosio
- Julung Pujut
- Pahang
- Kuru Welut
- Marekeh
- Tambir
Di bawah ini adalah lampiran tanggalan Jawa 2022 lengkap dihitung sejak Januari 2022 sampai Desember 2022. Bagi Anda masyarakat Jawa yang mungkin akan punya hajat penting, ada baiknya untuk cek kalender ini.
Kalender Jawa Januari 2022
Hari libur:
1 Januari : Tahun Baru Masehi 2022
Kalender Jawa Februari 2022
Hari libur:
1 Februari : Tahun Baru Imlek 2573
28 Februari : Isra Mi’raj Muhammad SAW
Kalender Jawa Maret 2022
Hari libur:
3 Maret : Hari Raya Nyepi, Tahun Baru Saka 1944
Kalender Jawa April 2022
15 April : Wafat Isa Almasih
Kalender Jawa Mei 2022
Hari libur:
1 Mei : Hari Buruh Internasional
2-3 Mei : Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah
16 Mei : Hari Raya Waisak 2566
26 Mei : Kenaikan Isa Almasih
Kalender Jawa Juni 2022
Hari libur:
1 Juni : Hari Lahir Pancasila
Kalender Jawa Juli 2022
Hari libur:
9 Juli : Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah
30 Juli : Tahun Baru Islam 1444 Hijriah
Kalender Jawa Agustus 2022
Hari libur:
17 Agustus : Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
Kalender Jawa September 2022
Kalender Jawa Oktober 2022
Hari libur:
8 Oktober : Maulid Nabi Muhammad SAW
Kalender Jawa November 2022
Kalender Jawa Desember 2022
Hari libur:
25 Desember : Hari Raya Natal
Baca juga: 3 Alasan Kenapa Kamu Membutuhkan Seorang Gemini di Hidupmu
Demikian informasi mengenai tanggalan Jawa 2022 beserta hari, pasaran, dan wuku. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi penentu hari baik Anda sebelum melakukan suatu kegiatan. Merencanakan suatu hal di awal akan membantu terselenggaranya kegiatan Anda dengan baik dan semoga keputusan yang Anda buat bisa berjalan tanpa halangan apapun.
Memang ada sebutan ‘hari baik’ atau ‘hari tidak baik’ di masyarakat sesuai tanggal lahir. Hal ini juga terkait dengan kepercayaan masing-masing. Bukan suatu paksaan untuk mempercayai, misalnya pada tanggal sekian adalah hari tidak baik, artinya hal buruk akan terjadi.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.
