Sistem Pembayaran yang Berlaku di Indonesia

16 Jan 2023 by Kredit Pintar., Last edit: 05 Nov 2025

Di era modern saat ini, sistem pembayaran sudah mengalami banyak perubahan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, sistem pembayaran pun mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi.

Jika dahulu kita mengenal sistem pembayaran dengan cara barter, maka saat ini sistem barter pun sudah tidak digunakan lagi. Sistem pembayaran yang lebih populer saat ini adalah sistem pembayaran dengan metode online

Sistem pembayaran online pun sekarang banyak macamnya, mulai dari menggunakan kartu debit atau kredit, menggunakan mobile banking, dan yang paling terbaru adalah bitcoin.

Nah, artikel ini nantinya akan membahas lebih lanjut mengenai sistem pembayaran yang ada di Indonesia beserta penjelasan lainnya. Jadi, simak penjelasannya sampai habis, ya!

Baca juga: Cara Pembayaran Pinjaman Kredit Pintar

Apa itu Sistem Pembayaran?

Berdasarkan laman resmi Bank Indonesia, sistem pembayaran merupakan sistem yang memuat seperangkat aturan, lembaga, serta mekanisme yang dipakai dalam melaksanakan pemindahan dana, demi memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. 

Sistem Pembayaran sendiri terlahir bersamaan dengan hadirnya konsep ‘uang’ sebagai media pertukaran (medium of change) atau intermediary dalam transaksi barang, jasa dan keuangan. Sistem pembayaran juga memiliki tiga tahap pemrosesan, yakni otorisasi, kliring, serta tahpa penyelesaian akhir atau settlement.

Sampai saat ini, sistem pembayaran sudah mengalami banyak perubahan sejak dahulu kala. Sistem Pembayaran terus berevolusi mengikuti evolusi uang dengan tiga unsur penggerak yaitu inovasi teknologi & model bisnis, tradisi masyarakat, dan kebijakan otoritas. 

Pada awalnya, sistem pembayaran menggunakan sistem barter antarbarang yang diperjualbelikan. Akan tetapi, terdapat masalah yang muncul ketika dua orang ingin bertukar tidak menemukan kesepakatan dengan nilai pertukarannya atau salah satu pihak tidak terlalu membutuhkan barang yang akan ditukar.

Dalam mengatasi hal tersebut, manusia mengembangkan uang komoditas. Komoditas di sini adalah barang dasar yang hampir dibutuhkan oleh semua orang, misalnya garam, teh, tembakau, sampai dengan biji-bijian. 

Hewan ternak menjadi salah satu pilihan yang digunakan sebagai uang komoditas pada tahun 900 hingga 6000 SM. Selain itu, ada gandum, sayur-sayuran, serta tumbuhan yang juga dijadikan uang komoditas setelah muncul budaya pertanian.

Setelah itu, uang primitif banyak digunakan sekitar tahun 1200 SM dan saat itu bentuknya berupa cangkang kerang atau cangkang hewan lain. Masyarakat Tionghoa mulai melakukan produksi imitasi kerang cowrie yang terbuat dari logam dan tembaga. 

Setelah itu, sekitar tahun 100 SM, potongan kulit rusa putih dengan ukuran tertentu dan memiliki berbagai jenis warna juga pernah digunakan oleh masyarakat sebagai alat pembayaran.

Uang kertas mulai digunakan pada sebagai alat pembayaran. Negara Swedia adalah negara pertama di benua Eropa dalam sejarah yang menggunakan uang kertas pada tahun 1661 setelah pabrik kertas didirikan pada tahun 1150 di Spanyol.

Prinsip Sistem Pembayaran di Indonesia

Bank Indonesia sendiri dalam pengaturan pembayaran mengacu pada empat prinsip utama, yaitu keamanan, efisiensi, kesetaraan akses, dan perlindungan konsumen. Berikut ini penjelasan lebih lengkapnya:

1. Keamanan

Pada setiap penyelenggaraan sistem pembayaran, segala bentuk risiko yang nantinya dapat muncul harus dapat dikelola dan memiliki sistem mitigasi yang baik. 

2. Efisiensi 

Prinsip ini menekankan bahwa penyelenggaraan pembayaran harus digunakan secara luas sehingga biaya yang ditanggung masyarakat bisa lebih murah karena peningkatan skala ekonomi.

3. Kesetaraan Akses 

Kesetaraan akses dalam hal ini berkaitan dengan Bank Indonesia yang tidak menginginkan adanya praktik monopoli pada penyelenggaraan suatu sistem; dan dapat menghambat pemain lain untuk masuk. 

4. Perlindungan konsumen

Lalu, dalam kaitannya sebagai lembaga yang melakukan pendistribusian uang, kelancaran sistem pembayaran dapat terlihat dalam terjaganya jumlah uang tunai yang beredar di masyarakat serta dalam kondisi yang layak edar atau juga disebut sebagai clean money policy.

Baca juga: Cara Menambahkan Metode Pembayaran Telkomsel

Perkembangan Sistem Pembayaran di Indonesia

Saat ini, alat pembayaran di Indonesia sudah berkembang sangat pesat. Alat pembayaran mengalami perkembangan dari alat pembayaran tunai (cash based) menuju alat pembayaran nontunai (non-cash), contohnya alat pembayaran berbasis kertas (paper based) seperti cek serta bilyet giro yang diproses menggunakan mekanisme kliring/settlement. 

Selain itu, terdapat juga alat pembayaran paperless seperti transfer dana elektronik serta alat pembayaran memakai berbagai macam jenis kartu – kartu ATM, kartu kredit, kartu debit dan kartu prabayar (card-based).

Pada 10 tahun terakhir, telah terjadi digitalisasi dan penetrasinya ke kehidupan masyarakat dan mengubah secara drastis perilaku masyarakat Indonesia. Instrumen alat pembayaran pun semakin beragam dengan hadirnya uang elektronik berbasis kartu (chip based) ataupun peladen/server (server based). 

Setelah itu, rutinitas konsumsi masyarakat pun mulai berubah serta menuntut pembayaran serba mobile, pembayaran yang cepat dan aman melalui berbagai platform seperti website, mobile, Unstructured Supplementary Service Data(USSD) serta SIM Toolkit (STK).

Lalu, muncul instrumen virtual currency yang merupakan uang digital yang diterbitkan oleh pihak lain selain otoritas moneter dan diperoleh dengan cara mining, pembelian atau transfer pemberian (reward). Akan tetapi, memiliki virtual currency sangatlah berisiko serta sarat akan spekulatif. 

Hal ini terjadi karena tidak adanya administrator resmi dan underlying asset yang mendasari harga serta nilai perdagangan sangat fluktuatif yang mengakibatkan rentan terhadap risiko penggelembungan (bubble); dan rawan digunakan sebagai sarana pencucian uang; serta pendanaan terorisme, sehingga nantinya dapat berpengaruh pada kestabilan sistem keuangan dan merugikan masyarakat. 

Berkaitan dengan hal tersebut, Bank Indonesia telah memberi peringatan kepada seluruh pihak agar tidak menjual, membeli, ataupun memperdagangkan virtual currency sebagaimana diatur dalam PBI 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran serta termuat dalam PBI 19/12/PBI/2017 mengenai Penyelenggaraan Teknologi Finansial.

Jenis Sistem Pembayaran yang Berlaku di Indonesia

Selain mengenali prinsip dan perkembangan sistem pembayaran di Indonesia, penting juga untuk mengetahui berbagai jenis sistem pembayaran yang saat ini berlaku. Simak ringkasannya dalam tabel berikut. 

JenisCara kerjaKeunggulanKekuranganContoh
E walletPengguna bisa membayar dengan saldo yang tersediaCepat, banyak promoSaldo terbatas, tidak tersedia di semua merchantsOVO, ShopeePay
Transfer antar bankKirim uang secara real time ke rekening penerimaAman, bisa dilakukan dengan nominal besarAda biaya administrasi yang berlakuBCA, Mandiri, BNI, Maybank
Kartu debit/kreditGesek/tap kartu ke mesin EDCPraktis, aman, mendapatkan reward berupa poinTerdapat kemungkinan fraudVisa, Mastercard, American Express
QRISScan kode QR yang tersedia untuk menyelesaikan pembayaranBerlaku nasional, bahkan untuk UMKMButuh koneksi internet stabilTerintegrasi dalam e-wallet dan aplikasi mobile banking
Buy now, pay laterBeli sekarang, bayar dengan cicilanFleksibel, meringankan cash flowTerdapat kemungkinan tambahan bunga/biayaAtome, Akulaku, Kredivo

1. E-wallet

E-wallet, dikenal juga sebagai dompet digital. E-wallet menggunakan sistem pada aplikasi pada smartphone untuk melakukan pembayaran. Pengguna harus memiliki sejumlah saldo yang memadai sebelum menyelesaikan transaksi menggunakan e-wallet. Jika saldo tidak cukup, pengguna bisa mengisi ulang saldo melalui rekening bank yang dimiliki. 

2. Transfer antar bank

Transfer antar bank adalah aktivitas pemindahan dana dari satu rekening bank ke rekening bank lain. Bank pengirim akan memproses transfer melalui jaringan perbankan nasional maupun secara real time. Umumnya, transaksi transfer antar bank dikenai biaya tambahan.

3. Kartu debit/kredit

Indonesia menerima pembayaran dengan kartu debit dan kredit. Jika menggunakan kartu debit, saldo yang ada di rekening tabungan akan terpotong. Sementara, dengan menggunakan kartu kredit, pembayaran akan dilakukan dengan meminjam uang dari bank penerbit kartu. Nantinya, bank terkait akan mengeluarkan detail pembayaran yang harus dilakukan sesuai cicilan yang dipilih.

4. QRIS

QRIS merupakan sistem pembayaran nasional yang dikembangkan oleh Bank Indonesia. Kabarnya, saat ini QRIS juga bisa digunakan untuk bertransaksi di area Asia Tenggara. Sistem QRIS menyediakan kemudahan dan kecepatan pembayaran yang aman dengan satu kode QR yang bisa diakses mobile banking maupun e-wallet. 

5. Buy Now Pay Later

Buy Now Pay Later merupakan metode pembayaran yang memberikan penggunanya keleluasaan untuk membeli barang dan membayarnya kemudian hari dengan cicilan maupun lunas sekaligus. Terdengar seperti kartu kredit, namun pengguna hanya perlu mengakses aplikasi Buy Now Pay Later tanpa harus memiliki kartu kredit. 

Beberapa Komponen yang Membentuk Sistem Pembayaran di Masyarakat

  • Komponen pertama, alat pembayaran – contoh dari alat pembayaran tunai ini adalah uang; serta contoh alat pembayaran non tunai adalah kartu kredit.
  • Sistem transfer antar bank – sistem transfer ini memungkinkan adanya pemindahan dana dari bank yang satu ke bank lainnya.
  • Selanjutnya, komponen yang membentuk sistem pembayaran adalah penyelenggara. Komponen ini adalah lembaga yang memastikan penyelesaian akhir dari seluruh transaksi yang terjadi di dalam penggunaannya. 
  • Lembaga yang berperan dalam sistem pembayaran – lembaga tersebut adalah Bank Indonesia, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada pasar modal, serta Penyelenggara Kliring Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK).
  • Komponen selanjutnya adalah saluran pembayaran – terdapat berbagai macam saluran pembayaran yang terdapat di Indonesia, seperti kartu kredit, kartu debit, teller input, mesin ATM, phone banking, mobile banking, internet banking, serta electronic data capturing (EDC).
  • Ada juga regulator yang merupakan suatu komponen dan mempunyai wewenang dalam mengatur aturan main, ketentuan serta kebijakan yang mengikat seluruh komponen dalam pembayaran yang dilakukan.
  • Infrastruktur – komponen infrastruktur merupakan suatu sarana fisik yang dapat mendukung dalam proses operasional dalam pembayaran yang dilakukan oleh orang dalam suatu transaksi.
  • Instrumen lainnya adalah komponen instrumen. Komponen instrumen merupakan alat pembayaran yang dilakukan baik secara tunai ataupun secara non tunai dan telah disepakati oleh para pengguna dalam melakukan setiap transaksinya.
  • Pengguna merupakan komponen yang terakhir. Pengguna adalah komponen dari sistem pembayaran yang tidak lain merupakan seorang konsumen dalam pemanfaatan sistem pembayaran.

Baca juga: Cara Bayar Kartu Kredit

Itu dia pembahasan singkat mengenai sistem pembayaran yang ada di Indonesia. Ini mungkin saja akan terus berevolusi seiring dengan perkembangan teknologi.

Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech berizin dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman daring bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.

Kredit Pintar - pinjaman online yang terdaftar di ojk
05 Nov 2025
mobile-close
Pinjam kilat 50 juta!Download