Kenali Gejala Alergi Susu Sapi dan Cara Menanganinya

25 Aug 2021 by Laruan, Last edit: 25 Aug 2021

Susu menjadi sumber nutrisi untuk mendukung tumbuh kembang seorang anak, namun tidak semua anak cocok minum susu sapi. Justru beberapa anak mengalami yang namanya alergi susu sehingga menimbulkan gejala yang cukup serius. Di antaranya gatal-gatal, muntah, ruam kulit bahkan jika cukup parah bisa muntah darah. Bagi anak penderita alergi, sebaiknya berhenti mengkonsumsi susu sapi dan berpindah ke susu lainnya.  

Kenali Gejala Alergi Susu Sapi dan Cara Menanganinya

Sistem kekebalan tubuh anak yang biasanya melawan infeksi malah bereaksi berlebihan terhadap protein susu sapi. Dengan begitu terjadilah alergi yang dikenali dengan tanda-tanda yang sudah disinggung di atas. 

Untuk lebih jelasnya, silahkan simak ulasan lengkap mengenai alergi susu sapi di bawah ini. 

Apa yang dimaksud Alergi Susu?

Alergi merupakan respon tidak normal yang terjadi pada sistem kekebalan tubuh terutama setelah mengkonsumsi susu atau produk olahan susu. Umumnya terjadi pada anak-anak, namun tak menutup kemungkinan juga orang dewasa pun bisa mengalami alergi. 

Penelitian terhadap alergi ini sudah dilakukan dan hasilnya sebanyak 80% alergi terhadap susu terjadi sebelum menginjak usia 16 tahun. Sedangkan untuk tipe-tipe gejala yang timbul lebih beragam berdasarkan waktu dan intensitas kemunculannya.

Parah atau tidaknya gejala yang timbul akibat alergi juga tergantung pada jumlah kadar susu yang dikonsumsi atau tergantung kesehatan orangnya. Untuk penanganan sederhananya yakni sementara tidak mengkonsumsi susu dulu. 

Namun jika gejala tidak mereda, segera konsultasikan dan tangani oleh dokter agar alergi bisa segera teratasi. 

Penyebab Alergi Susu 

Kenali Gejala Alergi Susu Sapi dan Cara Menanganinya

Mungkin Anda juga memiliki sebuah pertanyaan menarik ketika mengetahui gangguan kesehatan seperti alergi susu sapi ini. Apa penyebabnya?

Nah penyebab utamanya yakni adanya  gangguan sistem kekebalan tubuh dimana tubuh pasien salah mengidentifikasi protein yang ada pada susu. Protein tersebut dianggap sebagai zat yang membahayakan tubuh. 

Pada akhirnya sistem kekebalan tubuh memproduksi Imunoglobulin E yang berfungsi dalam menetralkan zat pemicu alergi. Selain itu melepaskan juga histamin ke dalam darah, maka muncullah gejala alergi yang sudah disinggung di atas. 

Perlu digaris bawahi juga, alergi susu berbeda dengan intoleransi laktosa (lactose intolerance). Meskipun dari gejala yang muncul ada beberapa kesamaan, nanti akan Penulis berikan ulasan juga mengenai perbedaan alergi susu dengan intoleransi laktosa. 

Tipe-Tipe Gejala Alergi Susu Yang Perlu Diwaspadai

Tingkat keparahan gejala atau reaksi alergi setiap anak berbeda-beda. Awalnya mungkin terlihat biasa saja, namun reaksi selanjutnya bisa saja lebih parah. 

Untuk itu kenali gejalanya di bawah ini agar Anda bisa meningkatkan kewaspadaan di masa mendatang. 

  • Diare 

Ini merupakan gejala yang mudah dikenali, biasanya reaksi diare terjadi dengan sangat cepat. Tanpa menunggu waktu berjam-jam biasanya saluran pencernaan si anak bisa langsung bereaksi.

Hati-hati! Diare yang berlebihan bisa mengakibatkan kondisi anak menjadi lemah karena dehidrasi. 

  • Mengi atau nafas berbunyi 

Ketika mengalami alergi akibat minum susu sapi, nafas anak biasanya berbunyi dan tidak beraturan. Itu terjadi akibat kesulitan bernapas, dimana saluran pernapasan dipenuhi lendir akibat reaksi alergi. 

  • Bintik merah di kulit 

Tipe-tipe gejala yang selanjutnya adalah ruam kulit atau bintik merah, apalagi kondisi kulit bayi yang masih sensitif. Bintik merah tersebut bisa menimbulkan rasa gatal yang cukup parah, tentu membuat bayi merasa tidak nyaman. 

  • Bengkak pada wajah 

ini juga membuat wajah mengalami bengkak, terutama pada bagian bibir. Bahkan beberapa bayi beresiko terkena gejala syok anafilaktik yang bisa menyebabkan kematian akibat alergi. 

Anafilaktik sendiri merupakan gejala yang timbul dengan wajah bayi yang bengkak, merah dan kesulitan bernafas. Jangan abaikan jika Anda melihat gejala seperti ini, segera bawa ke rumah sakit atau dokter terdekat untuk penanganan medis. 

  • Muntah 

Ini merupakan gejala yang sering terjadi, terutama setelah anak meminum susu sapi. Waspadai juga gejala muntah karena dikhawatirkan akan semakin parah seperti terjadinya muntah darah. 

Selain gejala yang cepat karena konsumsi susu sapi, Anda juga perlu memperhatikan gejala yang muncul cukup lama setelahnya. Misalnya muncul darah pada feses, mata dan hidung yang berair, kolik hingga terjadinya kram perut. 

Cara Menangani Alergi Susu

Alergi biasanya hilang seiring waktu anak juga bertambah usianya, namun tak sedikit yang terus memiliki alergi hingga dewasa. Untuk itu perlu menghindari konsumsi susu atau olahan dari susu. 

Sebenarnya, menghindari konsumsi susu merupakan penanganan yang tepat untuk anak yang alergi terhadap susu. Namun seringkali kesulitan juga karena banyak makanan atau minuman yang mengandung protein susu. 

Bisa juga dengan pemberian obat bernama antihistamin yang bisa meredakan gejala alergi dan mengurangi ketidaknyamanan akibat reaksi alerginya. Kemudian jika gejala anafilaksis terjadi, penanganan biasanya dilakukan dengan cara suntikan adrenalin (epinephrine) oleh dokter. 

Cara lain penanganan alergi ini bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Pemberian ASI, ASI adalah sumber terbaik untuk bayi dan paling disarankan agar si bayi tidak mengalami alergi. 
  • Ganti dengan susu kacang kedelai, konsumsi susu kacang kedelai yang sudah difortifikasi bisa memenuhi  kebutuhan nutrisi bayi. 
  • Mengkonsumsi susu yang mengandung zat hipoalergenik, susu yang dihasilkan dari proses pemisahan protein susu, seperti kasien dan whey. 

Menangani alergi terhadap susu sepertinya mudah, namun seringkali anak lupa untuk menghindari konsumsi susu sapi. Menghindari konsumsi susu sapi masih menjadi cara penanganan yang tepat dan lebih aman. 

Perbedaan Alergi Susu dengan Lactose Intolerance 

Meskipun banyak yang menganggap alergi susu dengan lactose intolerance itu mirip, namun pada dasarnya memiliki perbedaan. 

Sebagaimana yang sudah disebutkan di atas, terjadi akibat sistem kekebalan tubuh menganggap bahwa protein susu merupakan zat berbahaya. Sedangkan intoleransi laktosa sama sekali tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh. 

Justru merupakan kelainan dimana tubuh tidak bisa mencerna laktosa atau gula alami dari susu. Artinya, intoleransi laktosa itu bukan alergi seperti yang banyak dipersepsikan selama ini. 

Anak yang menderita intoleransi laktosa akan kesulitan mencerna enzim laktase dalam tubuh. Gejala yang ditimbulkannya memang mirip, seperti mual, kram, kembung perut dan diare, namun masih dianggap ringan karena tidak mengancam jiwa. 

Perbedaan lainnya antara alergi susu dengan lactose intolerance adalah jenis makanan atau makanan yang dikonsumsi. Anak dengan intoleransi laktosa masih bisa mengkonsumsi produk olahan susu seperti keju, yoghurt dan lainnya. 

Sedangkan anak dengan alergi terhadap susu harus memastikan terlebih dahulu apakah mengandung produk olahan susu atau tidak. Termasuk kandungan kasein, whey, laktulosa dan ghee yang juga harus dihindari. 

Apakah alergi susu dan intoleransi laktosa itu membahayakan?

Tergantung pada tingkat keparahannya, namun jika tipe-tipe gejala yang telah disebutkan di atas muncul, segera bicarakan dengan dokter. Pastikan anak mendapatkan penanganan yang tepat dan pemeriksaan lebih lanjut. Alergi susu bisa menimbulkan ketidaknyamanan pada anak, untuk itu perlu dicegah sebaik mungkin. Sebagai orang tuanya, jangan lupa untuk tetap tenang ketika hal-hal di luar dugaan terjadi, termasuk adanya gejala yang timbul akibat alergi.

Kredit Pintar - pinjaman online yang terdaftar di ojk
25 Aug 2021
mobile-close
Pinjam kilat 20 juta!Download