Kalau kamu pernah bertanya-tanya berapa sih sebenarnya gaji arsitek di Indonesia, kamu nggak sendiri. Banyak yang mengira profesi ini hanya soal menggambar bangunan dan mendesain rumah mewah, padahal pekerjaan arsitek jauh lebih kompleks dari itu.

Nah, di artikel ini kita akan bahas secara lengkap gaji arsitek di tahun 2025, mulai dari level pemula hingga senior, plus berbagai faktor yang memengaruhinya.
Gambaran Umum Gaji Arsitek di Indonesia
Secara umum, gaji seorang arsitek sangat bergantung pada pengalaman, lokasi kerja, hingga skala proyek yang ditangani. Bagi arsitek pemula atau fresh graduate, gaji biasanya berkisar antara Rp4 juta hingga Rp6 juta per bulan. Sedangkan bagi yang sudah memiliki pengalaman kerja antara 3-5 tahun, penghasilan bisa meningkat menjadi Rp7 juta hingga Rp10 juta, tergantung tanggung jawab dan peran di dalam tim.
Untuk arsitek senior atau yang sudah menjabat posisi manajerial seperti project manager atau associate, gaji bisa mencapai lebih dari Rp12 juta. Bahkan di beberapa firma arsitektur besar, arsitek bisa mendapatkan gaji bulanan Rp15 juta atau lebih, terutama jika terlibat dalam proyek-proyek berskala nasional atau internasional.
Baca juga: Berapa Gaji HRD? Apakah Jadi Pilihan Cocok untuk Berkarir?
Pengaruh Lokasi dan Biaya Hidup
Lokasi kerja juga sangat menentukan besarnya penghasilan. Arsitek yang bekerja di Jakarta dan kota-kota besar lainnya seperti Surabaya, Bandung, atau Medan cenderung menerima gaji lebih tinggi dibandingkan mereka yang bekerja di kota kecil atau daerah. Ini wajar, karena biaya hidup di kota besar tentu lebih tinggi, dan biasanya proyek yang dikerjakan juga lebih kompleks.
Di Jakarta misalnya, arsitek level menengah bisa mendapatkan gaji mulai dari Rp8 juta hingga Rp12 juta per bulan. Sementara di kota-kota lapis kedua, seperti Yogyakarta atau Semarang, gaji mungkin lebih rendah sekitar Rp5 juta hingga Rp8 juta per bulan untuk posisi yang setara.
Spesialisasi dan Skill Teknis yang Meningkatkan Gaji
Tak semua arsitek digaji sama, lho. Mereka yang memiliki keahlian tambahan seperti penguasaan perangkat lunak arsitektur mutakhir (misalnya Revit, ArchiCAD, atau SketchUp), atau yang menguasai Building Information Modeling (BIM), cenderung punya nilai tawar lebih tinggi.

Selain itu, arsitek yang juga memahami manajemen proyek, hukum konstruksi, atau aspek teknis seperti struktur dan utilitas bangunan, juga bisa mendapatkan kompensasi lebih tinggi karena mereka tidak hanya mendesain, tapi juga mampu mengawal proyek dari awal hingga akhir.
Gaji Arsitek Freelance dan Konsultan
Bagaimana dengan arsitek freelance? Mereka biasanya tidak memiliki gaji tetap, tetapi bisa mengerjakan proyek dengan sistem honor per proyek. Besaran fee-nya sangat bervariasi, tergantung dari skala dan kompleksitas pekerjaan.
Sebagai contoh, seorang arsitek freelance bisa menerima bayaran mulai dari Rp5 juta untuk desain rumah tinggal sederhana, hingga puluhan juta rupiah untuk proyek komersial seperti kafe, kantor, atau bangunan bertingkat. Namun, karena sistemnya proyek-by-proyek, tidak semua bulan akan ada pemasukan tetap. Maka, arsitek freelance perlu pintar-pintar mengatur keuangan dan mencari klien.
Baca juga: Gaji Psikolog dan Prospek Kerja Lulusan Jurusan Psikologi
Perbandingan dengan Gaji Arsitek di Negara Lain
Kalau kamu bertanya-tanya, apakah gaji arsitek di Indonesia tergolong tinggi, mari kita bandingkan sedikit dengan negara lain. Di Singapura, arsitek pemula bisa mendapatkan gaji sekitar SGD3.000 hingga SGD4.500 per bulan. Di Amerika Serikat, angka ini bisa mencapai USD4.000 hingga USD6.000 untuk posisi entry-level.

Namun, tentu saja standar biaya hidup di negara-negara tersebut juga jauh lebih tinggi. Maka jika dihitung secara rasio, gaji arsitek di Indonesia sebenarnya masih bisa dikatakan kompetitif, apalagi jika kamu bekerja di firma besar atau memiliki klien pribadi dalam jumlah banyak.
Tips Meningkatkan Gaji Sebagai Arsitek
Kalau kamu ingin meningkatkan gaji sebagai arsitek, ada beberapa strategi yang bisa kamu lakukan. Pertama, terus tingkatkan skill dan portofolio. Klien dan perusahaan lebih percaya pada arsitek yang punya hasil kerja nyata dan sudah terbukti. Kedua, perbanyak relasi dan jejaring. Di dunia arsitektur, banyak proyek datang bukan dari iklan, tapi dari rekomendasi mulut ke mulut.
Ketiga, jangan ragu mengambil sertifikasi tambahan atau mengikuti pelatihan manajemen proyek. Ini bisa membuat kamu lebih kompeten di mata perusahaan. Dan yang paling penting, jangan takut untuk negosiasi gaji secara profesional saat kamu merasa kontribusimu meningkat.
Baca juga: Referensi Besaran Gaji PNS Golongan 3A 2025
Penutup
Profesi arsitek memang penuh tantangan, tapi juga menyimpan banyak peluang. Gaji yang diterima bisa sangat variatif, mulai dari Rp4 juta untuk pemula hingga di atas Rp12 juta untuk arsitek berpengalaman. Banyak faktor yang memengaruhi jumlah penghasilan, termasuk lokasi kerja, pengalaman, keahlian, serta jenis proyek yang ditangani.
Kalau kamu sedang mempertimbangkan karier sebagai arsitek, atau ingin naik level di bidang ini, pastikan kamu terus belajar, membangun portofolio yang kuat, dan memperluas jaringan profesionalmu. Dengan begitu, peluang untuk mendapatkan gaji yang lebih baik akan terbuka lebar.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech berizin dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman daring bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.



