Pengertian dan Rumus Elastisitas Pendapatan

27 Sep 2022 by Kredit Pintar., Last edit: 27 Sep 2022

Apakah kamu pernah mendengar tentang elastisitas pendapatan? Istilah ini memegang peranan penting dalam dunia bisnis, khususnya yang berkaitan dengan penjualan dan permintaan produk.

Pendapatan menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi jumlah permintaan suatu produk. Ketika pendapatan konsumen mengalami perubahan, maka jumlah permintaan juga akan berubah. Jadi, elastisitas pendapatan menggambarkan seberapa berpengaruhnya perubahan pendapatan konsumen terhadap jumlah permintaan suatu produk.

Biasanya, jumlah permintaan akan mengalami kenaikan ketika adanya kenaikan pendapatan konsumen. Karena mempunyai uang yang lebih banyak, para konsumen akan cenderung lebih sering berbelanja. Maka, jumlah permintaan produk memiliki hubungan positif dengan pendapatan.

Namun, sebenarnya tidak semua produk akan menunjukkan hubungan positif yang seperti itu. Pada beberapa produk tertentu, jumlah permintaan bisa naik meskipun saat itu pendapatan konsumen sedang turun.

Jadi, pendapatan konsumen memang bisa berpengaruh terhadap apa yang akan mereka beli. Maka dari itu, pihak perusahaan maupun bisnis apa pun harus memperhatikan perilaku konsumen dan faktor ekonomi lainnya untuk bisa mengambil keputusan. Misalnya, keputusan mengenai kapan harus menjual produk, bagaimana cara menjualnya, dan sebagainya.

Lantas, apa itu elastisitas pendapatan dan bagaimana rumus untuk menghitungnya? Agar lebih paham mengenai elastisitas pendapatan, yuk simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut ini. Pada artikel kali ini, kami akan mengulas pengertian elastisitas pendapatan, cara menghitung, dan cara menginterpretasikannya.

Pengertian dan Rumus Elastisitas Pendapatan

Baca juga: Pengertian dan Rumus ROE, ROI, dan ROA

Pengertian Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan adalah seberapa besar perubahan permintaan pasar akibat adanya perubahan pendapatan konsumen. Bisnis dapat menggunakannya sebagai alat bantu untuk mengestimasikan pertumbuhan ekonomi dan potensi kerugian. 

Memahami hal ini akan membantu para pelaku bisnis untuk mengambil strategi tertentu. Misalnya, strategi untuk menawarkan produk mereka kepada konsumen dengan lebih baik.

Pengertian dan Rumus Elastisitas Pendapatan

Baca juga: Inilah Rumus Persamaan Dasar Akuntansi yang Benar

Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi:

  • Selera Pelanggan

Elastisitas bisa dipengaruhi oleh selera para pelanggan. Jadi, preferensi yang dimiliki oleh para pelanggan dapat mengubah interpretasi. 

Jadi, peningkatan permintaan barang mewah dapat lebih tinggi daripada barang inferior meskipun pendapatan para pelanggan terbatas. Padahal, barang inferior biasanya dijual dengan harga yang lebih mudah dan kualitas yang rendah.

  • Harga Barang Substitusi

Selain selera pelanggan, elastisitas juga bisa dipengaruhi oleh harga barang substitusi. Contoh barang substitusi adalah roti bisa menggantikan beras atau jagung sebagai kebutuhan pokok.

  • Harga Jual Produk

Elastisitas pendapatan juga bisa dipengaruhi oleh harga jual produk. Apalagi jika produknya merupakan kebutuhan pokok dan jumlahnya cukup terbatas.

  • Harga Barang Pelengkap

Barang pelengkap juga dikenal dengan sebutan barang komplementer. Barang ini perlu digunakan secara bersamaan dengan barang lainnya. Jika digunakan sendiri, maka barang tersebut tidak akan berfungsi dengan baik. Misalnya, motor dengan bensin dan sikat gigi dengan pasta gigi.

Rumus Elastisitas Pendapatan dan Interpretasi

Cara menghitung elastisitas pendapatan sebenarnya cukup mudah dan rumusnya cenderung sederhana. Kamu hanya perlu melakukan perbandingan antara persentase perubahan jumlah permintaan suatu barang dengan persentase dari perubahan pendapatannya.

Jadi, rumus menghitung elastisitas pendapatan adalah:

Elastisitas Pendapatan = Persentase Permintaan Barang / Persentase Perubahan Pendapatan

Jika kamu sudah menerapkan cara menghitung di atas dan sudah mendapatkan hasilnya, maka interpretasinya adalah sebagai berikut.

  • Jika hasilnya negatif atau kurang dari nol, maka penurunan permintaan suatu produk bisa terjadi karena kenaikan pendapatan konsumen. Biasanya, hal ini terjadi pada produk inferior.
  • Jika hasilnya positif atau lebih dari nol dan kurang dari satu, maka kenaikan pendapatan konsumen bisa menyebabkan adanya kenaikan jumlah permintaan suatu produk. Hasil ini berlaku  pada barang normal atau barang sehari-hari yang menjadi kebutuhan pokok.
  • Jika hasilnya lebih besar dari satu, maka kenaikan pendapatan konsumen dapat menyebabkan jumlah permintaan barang superior juga meningkat.
  • Jika hasilnya sama dengan nol, maka tidak akan terjadi perubahan pada permintaan produk walaupun telah terjadi kenaikan pada pendapatan konsumen.

Produk sebenarnya terdiri atas dua jenis jika dilihat berdasarkan tingkat elastisitasnya. Kedua jenis tersebut, antara lain barang inferior dan barang normal. 

  • Barang Inferior

Sebuah barang akan disebut sebagai barang inferior apabila tingkat elastisitasnya di bawah nol. Barang inferior yang merupakan barang dengan tingkat elastisitas pendapatan kurang dari nol. 

Jumlah permintaannya justru berbanding terbalik dengan pendapatan konsumennya. Saat terjadi kenaikan pada pendapatan konsumen, jumlah permintaan barang justru akan menurun.

  • Barang Normal

Barang normal memiliki tingkat elastisitas di atas nol alias positif. Artinya, terjadinya kenaikan pendapatan konsumen akan menyebabkan jumlah permintaannya juga meningkat. 

Barang normal juga terbagi menjadi dua jenis, yaitu barang kebutuhan dan barang mewah.

  1. Barang Kebutuhan

Barang kebutuhan merupakan barang dengan elastisitas lebih dari nol, namun kurang dari satu. Barang kebutuhan memiliki tingkat elastisitas yang cukup rendah. Sehingga, adanya kenaikan pada pendapatan konsumen tidak akan secara langsung mempengaruhi jumlah permintaannya secara setara. 

Maka dari itu, apabila terjadi kenaikan pendapatan sebanyak 10 persen, maka jumlah permintaannya cenderung mengalami kenaikan yang kurang dari 10 persen. 

  1. Barang Mewah

Berbeda dengan barang kebutuhan, sebaliknya barang mewah memiliki elastisitas pendapatan lebih dari satu, Jumlah permintaannya cenderung sensitif terhadap adanya perubahan pendapatan konsumen. Jadi, jika semua kebutuhan umum sudah tercukupi, daya beli konsumennya cukup tinggi.

Pengertian dan Rumus Elastisitas Pendapatan

Baca juga: Rumus Excel: Memahami Dasar-Dasar yang Kerap Digunakan dalam Keseharian

Contoh Elastisitas Pendapatan

Salah satu contohnya adalah nasi. Nasi merupakan barang kebutuhan. Jadi, meski pendapatan konsumen sudah naik, barang ini tetap dibeli meskipun jumlahnya tidak terlalu berubah.

Tetapi, nasi juga bisa dianggap sebagai barang inferior. Misalnya, saat pendapatan konsumen meningkat, mereka bisa berpikir untuk mencari alternatif nasi dengan produk lain yang lebih mahal, seperti roti atau kentang. 

Jadi, elastisitas pendapatan merupakan perubahan dalam jumlah permintaan sebagai akibat dari adanya perubahan dalam pendapatan konsumen. Berikut ini adalah contoh cara menghitung elastisitas pendapatan menggunakan rumus yang telah dijabarkan sebelumnya.

Misalnya, karena adanya perubahan pendapatan yang meningkat sebesar 10 persen, maka terjadi perubahan pada jumlah permintaan suatu barang yang meningkat sebesar 20 persen. Maka, penyelesaiannya adalah sebagai berikut.

Elastisitas Pendapatan = 20 persen / 10 persen = 2

Contoh kasus lainnya adalah Pak Somad mempunyai pendapatan sebesar Rp 3.000.000 per bulan. Biasanya, Pak Somad membeli mie ayam sebanyak 10 kali dalam satu bulan. 

Kemudian, ternyata pendapatan Pak Somad naik menjadi Rp 4.000.000 per bulan. Namun, Pak Somad hanya membeli mie ayam sebanyak 5 kali saja dalam sebulan. Dari contoh kasus ini, maka perhitungannya adalah:

Elastisitas Pendapatan = -50 persen / 33 persen = -1,5

Maka, mie ayam adalah barang inferior bagi Pak Somad.

Nah, inilah pembahasan tentang arti elastisitas pendapatan, rumus cara menghitung, dan sebagainya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa elastisitas pendapatan adalah salah satu hal penting yang perlu dipertimbangkan oleh para pelaku bisnis. Memahami informasi ini dapat membantu perusahaan untuk memutuskan apakah akan menambah proses produksi atau menghentikannya.

Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya. 

Kredit Pintar - pinjaman online yang terdaftar di ojk
27 Sep 2022
mobile-close
Pinjam kilat 20 juta!Download