Apa Itu ARB dan ARA Saham? Simak Ulasan Berikut Ini!

28 Aug 2023 by andreawijaya, Last edit: 29 Aug 2023

Saat hendak melakukan penanaman modal pada saham, anda akan dihadapkan pada berbagai istilah yang mesti anda pahami sebab menjadi dasar anda untuk menentukan saham yang nantinya akan anda beli. 

Salah satu istilah yang akan anda dapatkan adalah ARB dan ARA. Lantas, apa itu ARB dan ARA? Mengapa penting untuk memahaminya. Berikut ini akan dijelaskan dengan lebih mendetail.

Baca Juga: Hedging Adalah Strategi Penting dalam Investasi

Apa itu ARB Saham?

Bagi yang baru saja mulai belajar terkait saham, mungkin banyak yang masing bertanya apa itu ARB saham. Auto Rejection Bawah (ARB) adalah istilah dalam dunia saham yang menggambarkan kondisi harga saham yang mengalami penurunan secara signifikan dan bertahap dalam kurung waktu tertentu. Ciri-ciri utama saham yang mengalami ARB ini yaitu tidak adanya lagi order pada pembelian saham. ARB adalah batas terendah penurunan harga suatu saham. Ketika harga saham tersebut menurun hingga batas yang telah ditentukan, maka secara otomatis, system akan melakukan penolakan untuk semua order pembelian saham. Yang mana, setiap saham memiliki ARB yang berbeda-beda bergantung pada harga masing-masing saham. Berdasarkan ketentuan Direksi Bursa Efek Indonesia No Kep-00023/BEI/03-2020, ARB suatu saham ditentukan sesuai dengan harga acuan saham yang dimasukkan ke dalam sistem HASG NEXT-G. berikut ini adalah ketentuan persentase ARB. 

  1. Jika harga saham berada di kisaran Rp 50 sampai Rp200 maka ARB sebesar 35%. 
  2. Jika harga saham lebih dari Rp200 sampai Rp5.000 maka ARB sebesar 25%
  3. Jika harga saham melebihi harga Rp5.000 maka ARB sebesar 20%. 

Sebagai catatan, khusus untuk saham yang baru melakukan penawaran perdana ke public (IPO), batasnya adalah dua kali dari persentase ARB. maksimal pembelian saham sebesar 5% atau 50,000 lot dari jumlah efek yang tercatat, jika lebih dari itu maka secara otomatis akan kena auto rejection. Selain itu, sejak pandemi covid 19, ARB diubah menjadi 7% sebagai upaya untuk menahan penurunan harga saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara signifikan. Perubahan ini disebut dengan istilah auto reject simetris. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada contoh berikut. Misalnya saham sebuah perusahaan dijual dengan harga Rp5.000 di Bursa Saham. Maka batas bawah atau ARB saham tersebut sebesar Rp4.650. nilai ini sesuai perhitungan Rp5.000 – (Rp5.000 * 7%). Yang artinya, jika harga saham mencapai angka Rp 4.650, maka saham tersebut akan terkena ARB. 

Apa itu ARA?

Setelah memahami apa itu ARB, terdapat istilah lain yang juga menyangkut batas harga saham. Istilah ini disebut ARA. Auto Rejection Atas (ARA) adalah kebalikan dari ARB. Jika ARB mengatur minimum penurunan harga saham, maka ARA mengatur tentang batas maksimal kenaikan harga saham. Besarnya persentase ARA sama dengan persentase ARB. Keduanya diatur berdasarkan harga acuan saham yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan Direksi Bursa Efek Indonesia No Kep-00023/BEI/03-2020. 

  1. Jika harga saham berada di kisaran Rp 50 sampai Rp200 maka ARB sebesar 35%. 
  2. Jika harga saham lebih dari Rp200 sampai Rp5.000 maka ARB sebesar 25%
  3. Jika harga saham melebihi harga Rp5.000 maka ARB sebesar 20%. 

Sebagai contoh, harga suatu saham ditutup sebesar Rp4.000. maka batas ARA saham tersebut sebesar Rp5.000 yang didapat dari perhitungan Rp4.000 + (Rp4.000 * 25%). Jika harga saham melampaui batas maksimal yang telah ditentukan,, maka saham akan terkena ARA. 

Faktor Penentuan besarnya ARB dan ARA

Setelah memahami apa itu ARB dan ARA, berikut ini akan dijelaskan factor-faktor yang menjadi pedoman dalam menentukan besarnya ARB dan juga ARA. Hal tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Harga terakhir saham yang ada di BEI pada saat penutupan di hari sebelumnya
  2. Harga saham perusahaan perdana yang diluncurkan (IPO) dan diperdagangkan di BEI.
  3. Harga teoritis hasil tindakan korporasi saham
  4. Nilai pasar wajar yang ditetapkan penilai usaha sesuai dengan yang diatur dalam peraturan otoritas jasa keuangan No 35/PIJK.04/2020 tentang penilaian dan penyajian laporan penilaian bisnis di pasar modal. 

Baca Juga: Cara Beli Saham Agar Tidak Salah Berinvestasi

Manfaat ARB dan ARA

Jika anda sudah memahami apa itu ARB dan ARA, anda juga perlu memahami apa saja manfaat dari adanya dua hal tersebut. Baik itu bagi investor maupun bagi perusahaan. Secara umum, manfaat adanya ARB dan ARA ini yaitu untuk mengontrol harga saham agar tidak mengalami perubahan yang ekstrim. Artinya, pergerakan harga saham ini masih berada dalam batas wajar. 

Bagi perusahaan

Manfaat adanya ARB dan ARA bagi perusahaan yaitu untuk mengurangi resiko kerugian yang akan dialami karena anjloknya harga saham. Jika saham tidak memiliki batasan, terutama batasan bawah, maka resiko kerugian akan lebih besar, apalagi ketika kondisi perekonomian tidak stabil.

Bagi Investor

Manfaat yang dirasakan oleh investor dengan adanya batas bawah dan batas atas harga saham dapat membuka peluang lebih besar kepada investor untuk memperoleh keuntungan. Terutama bagi investor yang memiliki kemampuan analisis yang baik, adanya batas tersebut akan memberikan jaminan bahwa saham yang dimiliki akan berada dalam harga normal pada periode tertentu. Para trader juga tentu akan sangat diuntungkan. Dengan adanya ARB dan ARA, maka akan terdapat patokan tersendiri yang dapat digunakan untuk melakukan transaksi jual beli saham untuk mendapatkan capital gain yang maksimal. 

Tips Sebelum Membeli Saham 

Sebelum memutuskan untuk membeli saham tertentu, beberapa hal yang perlu anda perhatikan yaitu :

  1. Memantau Pergerakan Harga Saham Berdasarkan ARB dan ARA

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ARB dan ARA mengontrol pergerakan harga saham agar lebih stabil dan tidak mengalami pergerakan yang ekstrem. 

Sebelum Anda menentukan saham untuk berinvestasi, anda perlu melihat pergerakan harga saham tersebut, apakah dalam periode waktu tertentu harga saham berada dalam batas normal atau tidak. 

Sebaiknya hindari membeli saham yang terkena ARB dan ARA. Sebab hal tersebut menunjukkan ketidakstabilan saham tersebut. . 

  1. Mengetahui Prospek Perusahaan dimasa Depan

Berinvestasi pada saham perlu memikirkan hingga jangka panjang. Apakah perusahaan tersebut bisa berkembang dan mampu terus bertahan atau tidak. Sebab, melakukan investasi hasilnya baru akan sangat dirasakan dalam jangka panjang. 

  1. Ketahui Kemampuan Perusahaan dalam Menghasilkan Keuntungan

Selain itu, anda juga perlu mengetahui kemampuan perusahan dalam menghasilkan keuntungan. Ini dapat anda lihat pada laporan tahunan perusahaan bersangkutan.
 Anda perlu memastikan kemampuannya menghasilkan keuntungan dari waktu ke waktu terus meningkat atau paling tidak tetap. Sebab pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari pembagian deviden. 

Baca Juga: Cara Membeli Saham Archives

  1. Mengetahui Market Cap Saham

Yang terakhir adalah memeriksa market cap emiten yang anda minati. Market cap ini berkaitan dengan besarnya dana yang perlu dikeluarkan untuk membeli keseluruhan saham perusahaan. Semakin besar nilainya makin baik pula fundamentalnya. Itulah penjelasan terkait apa itu ARB dan ARA, bagaimana cara perhitungannya, manfaat apa yang diberikan, hingga pada tips yang dapat anda lakukan sebelum memutuskan membeli saham.

Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.

29 Aug 2023
mobile-close
Pinjam kilat 50 juta!Download