Saham pasti tidak asing lagi di kalangan masyarakat saat ini. Apalagi yang sedang mempelajari tentang instrumen investasi saham dan IHSG menjadi acuan penting jika ingin bermain jenis investasi ini, khususnya pemula. Lalu apa itu IHSG? IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan sebagai cerminan iklim investasi di pasar modal Indonesia. IHSG merupakan angka indeks harga saham yang sudah disusun dan dihitung sehingga menghasilkan tren. Angka indeks tersebut diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk membandingkan kejadian berupa perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Saham adalah tanda bukti penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) pada suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Membeli saham suatu perusahaan atau perseroan terbatas memiliki arti bahwa Anda memiliki hak untuk mendapatkan keuntungan dari perusahaan yang Anda berikan modal. Investor pemula sebaiknya jangan membeli saham secara sembarangan atau mengikuti tren. Untuk mendapatkan nilai keuntungan atau timbal balik yang tinggi, sebagai investor pemula Anda perlu mempelajari IHSG.
Baca juga:Saham: Pengertian, Jenis, dan Cara Membelinya
Mengapa IHSG Penting untuk Melihat Harga Saham?
Fungsi IHSG adalah sebagai dasar penentu pengambilan keputusan bagi investor. Untuk membeli saham, investor perlu mengetahui apakah iklim investasi sedang baik atau buruk. Banyak faktor yang mempengaruhi baik buruknya iklim investasi. Faktor-faktor tersebut bisa berupa faktor keuangan, ekonomi, manajemen efektivitas perusahaan dan persaingan industri, serta kondisi politik dan sosial masyarakat.
Misalnya yang terjadi pada awal pandemi covid-19. Banyak perusahaan-perusahaan yang kolaps pada masa pandemi menyebabkan tren IHSG menurun. Tren IHSG yang menurun ini sama saja artinya dengan iklim investasi sedang tidak baik. Harga yang saham turun drastis membuat investor tidak tertarik untuk menanamkan modal. Mereka bahkan cenderung menarik modal karena perusahaan tidak bisa menghasilkan laba. Tidak optimalnya performa perusahaan berpengaruh terhadap dividen investor. Perusahaan yang tidak mendapatkan laba, tentu tidak bisa memberikan dividen kepada investor. Maka dari itu, sebagai investor yang menghindari risiko sebaiknya tidak investasi ketika angka IHSG menurun. Berbeda cerita jika iklim investasi sedang baik. Semisal sebelum adanya pandemi Covid-19. IHSG memiliki tren yang cukup baik untuk mengundang investor berinvestasi di pasar modal. Investor bisa langsung melakukan analisis fundamental ke perusahaan-perusahaan yang akan Anda tanami modal. Jadi, membaca IHSG adalah agar Anda tidak salah dalam membuat keputusan ketika berinvestasi. Nggak mau dong kalau investasi Anda berakhir jadi investasi bodong?
Cara Membaca IHSG
Cara membaca IHSG adalah Anda bisa melihat angka 7.210,84 dengan keterangan agak kecil di sampingnya bertuliskan +83,47 (1,17%) dengan panah ke atas dan berwarna hijau. Misalnya, angka IHSG hari ini 7.210,84 dengan kenaikan 83,47 atau 1,17% dari hari sebelumnya.
Warna hijau menandakan bahwa IHSG menguat. Pada masa seperti ini, investor pemula bisa melakukan pembelian saham. Pada saat itu iklim investasi sedang baik sehingga kemungkinan mendapatkan return tinggi bisa terjadi.
Apabila Anda melihat angka 5,981,12 dengan keterangan agak kecil di bawahnya bertuliskan -0,70%, -42,17 dengan panah ke bawah dan berwarna merah. Cara membacanya adalah angka IHSG pada hari ini adalah 5,981,12 dengan penurunan -42,17 atau -0,70% dari hari sebelumnya. Warna merah menandakan IHSG pada waktu tersebut melemah. Pada masa ini, Anda bisa menunda keinginan untuk berinvestasi dulu sebab iklim pasar modal sedang buruk. Jika Anda ingin tetap berinvestasi, Anda masih bisa melakukannya dengan analisis fundamental terhadap perusahan-perusahaan yang justru mengalami kenaikan harga saham di masa-masa IHSG melemah. Contohnya, meskipun pada masa pandemi IHSG sedang berada di angka 4000, saham perusahaan-perusahaan telekomunikasi seperti Telkom, XL, Indosat, dan beberapa perusahaan food and beverage justru memiliki laba yang luar biasa. Kesimpulannya, hal yang bisa Anda dapat dari membaca IHSG adalah Anda bisa mengetahui harga saham dari perusahaan tertentu yang mengalami kenaikan dan mengalami penurunan harga.
Menentukan Harga Saham Lewat IHSG
Selanjutnya, agar kegiatan investasi tidak terkesan terlalu memaksakan, Anda bisa melakukan investasi sesuai dengan kemampuan finansial yang Anda miliki. Untuk bisa mengambil keputusan membeli saham yang masih murah atau sudah mahal, dari IHSG Anda bisa menganalisisnya lewat Price Earning Ratio atau PE Ratio (PER). Semakin tinggi angka PER, maka semakin mahal valuasi saham, semakin rendah angka PER, maka semakin murah valuasi saham. Cara menghitung PER, atau dalam bahasa awamnya waktu kembali modal adalah dengan membagi angka IHSG dengan laba bersih total keseluruhan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Misalnya, IHSG suatu tahun menyentuh angka di level 6600, laba bersih perusahaan adalah 300, maka PER-nya adalah 6600 dibagi 300, hasilnya 22. Sedangkan di tahun lainnya, IHSG mencapai angka di level 7000, laba bersih perusahaan 350, maka PER-nya adalah 7000 dibagi 350, hasilnya 20. Dari kedua kasus ini, perbandingan PER 20 dengan 22 jelas menunjukkan bahwa saham dengan PER 20 lebih murah daripada PER 22. Arti dari PER ini adalah, misalnya suatu perusahaan memiliki PER 20 maka jika perusahaan mengembalikan semua laba bersihnya kepada pemegang saham, maka 20 tahun lagi semua investasi yang ditanamkan akan terbayarkan sepenuhnya.
Baca juga: Harga Saham GoTo dan 7 Hal Tentang IPO GoTo
Istilah yang Berkaitan dengan IHSG
Jika sudah berhasil mempelajari IHSG dan memilih saham yang tepat sesuai kemampuan. Sebagai investor, Anda tetap perlu memperhatikan IHSG sebab kembali ke pernyataan sebelumnya, IHSG berfungsi sebagai dasar penentu pengambilan keputusan bagi investor. Pengambilan keputusan dalam berinvestasi memiliki istilahnya masing-masing dalam dunia investasi. Sebagai investor pemula Anda juga perlu tahu agar tidak bingung ketika mendengarnya. Berikut istilah yang perlu diketahui investor pemula berkaitan dengan IHSG.1. Penurunan dan kenaikan harga saham serta tren IHSG bisa kita sebut sebagai fluktuasi.2. Sejumlah saham yang kita miliki dapat disebut portofolio.3. Keuntungan dari saham yang kita miliki disebut capital gain4. Keputusan untuk menahan saham yang kita miliki disebut hold.5. Kerugian dari saham yang kita miliki disebut capital loss.6. Keputusan untuk menjual saham yang kita miliki ketika IHSG melemah disebut cut loss7. Keputusan untuk membeli kembali saham yang sempat kita miliki disebut buy back.Memulai investasi saham perlu memahami hal-hal lainnya, mulai dari fundamental hingga acuannya. IHSG adalah saham yang bisa menjadi acuan Anda sebelum memutuskan membeli saham. Sebagai investor pemula, penting sekali memahami berbagai faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga. Pastikan Anda investasi untuk mendapatkan keuntungan dan hindari saham tren. Perubahan dari IHSG bisa menjadi patokan agar Anda tidak salah membeli atau menjual saham.
Baca juga: 9 Cara Investasi Saham yang Baik untuk Pemula
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech berizin dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.


