Book Value Equity: Pengertian, Perhitungan, dan Contohnya

23 May 2022 by kreditpintar, Last edit: 13 Jul 2023

Book value equity atau ekuitas nilai buku adalah istilah yang kerap digunakan dalam dunia akuntansi. Sederhananya, nilai buku atau book value adalah suatu nilai milik aset di dalam neraca keuangan atau pembukuan. Jika nilai aset itu mengalami penyusutan, maka ekuitas nilai buku atau book value yang terdapat dalam aset tersebut sama dengan harga beli yang dikurangi akumulasi penyusutannya atau total penyusutannya.


Baca juga: Melihat Peluang Investasi Perak

Nilai buku = Nilai aset – Akumulasi penyusutan

Book value atau nilai buku adalah suatu jenis aset yang sama dalam jumlah periode waktu tertentu. Nilai buku sangat dipengaruhi oleh metode penyusutan yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Maka dari itu, tidak mengherankan jika jumlahnya bisa berbeda antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.Nilai buku juga kerap disebut sebagai ekuitas, yang berarti kekayaan bersih suatu perusahaan atau sisa kepemilikan aset perusahaan yang sudah dikurangi dengan seluruh kewajibannya sebagai suatu perusahaan. Sebutan ekuitas biasanya dikenal lebih dekat pada dunia akuntansi. Pada dunia akuntansi, ada dua bentuk of equity atau ekuitas, yaitu nilai buku dan nilai pasar.

Perubahan terhadap nilai buku atau book value suatu perusahaan biasanya disebabkan oleh tiga hal. Pertama, adanya investasi baru dari pemilik perusahaan. Investasi baru dari pemilik perusahaan menyebabkan penambahan aset suatu perusahaan dan secara langsung menambah modal pemilik pada sisi pasiva. Sebaliknya, penarikan modal oleh pemilik perusahaan turut berdampak pada penurunan nilai aset dan sekaligus menurunkan nilai perusahaan melalui modal pemilik.Kedua, adanya penilaian kembali harta perusahaan atau aktiva. Pada beberapa kasus, terjadi perbedaan nilai yang signifikan antara nilai buku dan nilai pasar aktiva suatu perusahaan. Maka dari itu, manajemen perusahaan dapat melakukan penyesuaian nilai aktiva berdasarkan harga pasar yang berlaku sekarang. Hal ini disebut sebagai revaluasi.Sebaliknya, revaluasi juga dapat menyebabkan penurunan terhadap nilai modal. Hal tersebut terjadi jika terjadi penurunan terhadap nilai aset yang akan berdampak pada penurunan nilai modal pemilik dan penurunan nilai perusahaan.Ketiga, adanya keuntungan atau laba yang didapatkan oleh perusahaan. Jika suatu perusahaan mendapatkan laba atau keuntungan, maka hal tersebut akan pula meningkatkan nilai aset perusahaan dan nilai modal pemilik sehingga meningkatkan nilai buku atau book value perusahaan tersebut. Sebaliknya, jika perusahaan tersebut mengalami kerugian, maka hal tersebut akan pula menurunkan nilai aset dan modal pemilik sehingga turut menurunkan nilai buku suatu perusahaan.

Baca juga: Cara Menghitung THR Agar Tidak Impulsive!

Apa itu Book Value Per Share?

Book value per share atau nilai buku per lembar saham adalah nilai dari ekuitas yang dibagi jumlah lembar saham yang beredar. Book value per share (BVPS) dapat juga dikatakan sebagai nilai ekuitas per saham. BVPS adalah nilai yang sama yang kemudian akan diperoleh oleh para pemegang saham jika perusahaan mengalami kebangkrutan. Jadi, nilai buku ini sangat berarti untuk para pemegang saham tetap mendapatkan hasil dari investasi mereka di perusahaan tersebut. Nilai buku per lembar saham ini akan menjadi suatu alat pengukuran terhadap kemampuan perusahaan mengembalikan hasil investasi investornya.

Ekuitas : Jumlah Lembar Saham = Nilai Buku per Lembar Saham

Sebagai contoh, PT Bank CIMB Niaga Tbk. memiliki total jumlah lembar saham yang beredar sebanyak 24.880.290.700 lembar saham atau hampir menyentuh angka 25 miliar lembaran saham. Nilai sahamnya per Bulan Februari 2017 menyentuh angka Rp. 34.315.482.000.000 atau sebesar Rp. 34,3 triliun, maka perhitungannya akan seperti ini

Rp. 34.315.482.000.000 : 24.880.290.700 = Rp. 1.379 per lembar saham

Dengan kata lain, para investor akan mendapatkan Rp.1.379 per lembar saham dikalikan lembar saham yang ia miliki.Book value per share atau nilai buku per saham juga dapat digunakan untuk menganalisis saham yang akan diambil. Ada sebuah rasio yang biasa digunakan oleh para investor dalam membandingkan harga sebuah saham dengan ekuitasnya, yaitu Rasio Harga Pasar per Nilai Buku atau lebih dikenal dengan sebutan Price to Book (PBV).Saham yang memiliki rasio PBV yang besar dikatakan memiliki nilai valuasi yang tinggi, sedangkan saham yang memiliki rasio PBV yang rendah (di bawah 1) dikatakan memiliki valuasi yang rendah (undervalue).Sebagai contoh saham CIMB Niaga yang diketahui memiliki Book Value per Share sejumlah Rp. 1.379,22 per lembar saham. Maka, perhitungan PBV dari saham tersebut adalah:

Harga Saham : Nilai Buku per Lembar Saham = Nilai Buku per Lembar Saham
Rp. 1.075 : Rp. 1.379,22 = 0,78

Maka rasio PBV dari saham tersebut adalah sebesar 0.78x, di mana hal ini berarti saham yang diperdagangkan hanya senilai 0.78x dari nilai bukunya.

Langkah-Langkah Menghitung Nilai Buku

Walaupun perhitungan nilai buku terlihat sederhana, tetapi tetap membutuhkan ketelitian yang tinggi dalam menghitungnya. Mereka yang melakukan perhitungan ini tidak boleh melewatkan satu unsur pun yang akan membuat hasil dari perhitungan menjadi berbeda. Berikut adalah cara atau langkah-langkah yang harus dilakukan saat menghitung nilai buku atau book value.

  1. Memahami Konsep Nilai Buku

Jika sebelumnya telah dijelaskan mengenai definisi book value atau nilai buku, maka hal selanjutnya yang harus para pelaku bisnis lakukan adalah memahami lebih dalam terkait bagaimana cara kerja nilai buku atau book value dan juga cara terbaik untuk menghitungnya.Akan mustahil jika nilai aset bisa terus stagnan tanpa adanya perubahan karena nilai aset yang dicatat di dalam pembukaan di dalam pembukuan akan dikurangi dengan nilai penyusutan. Maka dari itu, istilah penyusutan yang besarnya penyusutan ini tidak akan sama dengan aset lainnya.

  1. Menentukan Biaya

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan setelah memahami konsep ekuitas nilai buku adalah menentukan angka atau biaya yang akan dihitung sebagai unsur utama dari nilai buku atau book value. Penentuan unsur tersebut dapat berupa menentukan terlebih dahulu nilai awal dari aset tersebut, yaitu jumlah yang harus dibayarkan agar dapat memperoleh aset tersebut dalam periode waktu tertentu. Setelah menentukan nilai aset, maka pelaku bisnis yang akan melakukan penghitungan dapat menghitung nilai penyusutannya. Nilai penyusutan sebenarnya menjadi nilai penting dalam memperoleh hasil akhir dari book value. Beban penyusutan atau nilai penyusutan aset dapat diperoleh pada akumulasi penyusutan yang terdapat di dalam buku besar.

  1. Menentukan Metode Penyusutan

Penyusutan adalah suatu beban usaha yang mampu mengurangi jumlah penghasilan dan juga beban pajak. Besar jumlah penyusutan tidak hanya bergantung pada jenis aset, namun juga pada metode penyusutan, seperti metode garis lurus dan metode saldo menurun.

Baca juga: Treasury Adalah? Pengertian, Fungsi dan Produknya

Menghitung nilai buku dengan baik memiliki dampak yang besar bagi perusahaan atau kesehatan finansial perusahaan. Akan tetapi, jika masih kerap kesulitan dalam menghitungnya, para pelaku bisnis dapat menggunakan software akuntansi dari Accurate Online untuk menghitungnya. Melalui software tersebut, perhitungan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat sehingga dapat menghemat waktu yang dapat digunakan untuk mengerjakan hal lainnya.

Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.

13 Jul 2023
mobile-close
Pinjam kilat 20 juta!Download