Sebagian besar orang Indonesia memang masih ogah untuk memiliki asuransi jiwa, salah satu sebabnya karena masih rendahnya pemahaman mengenai produk-produk asuransi yang banyak ditawarkan. Data dari OJK tahun 2017 menunjukkan bahwa baru sekitar 15 persen orang indonesia yang mengenal produk asuransi dengan baik. Sementara dari seluruh warga Indonesia, hanya ada 12 persen yang sudah punya asuransi. Angka ini kalah jauh dari negara tetangga kita, Malaysia dimana pada tahun 2016 saja sudah mencapai 56 persen penduduknya sudah punya asuransi.
Asuransi jiwa merupakan kontrak finansial yang menanggung beban finansial tak terduga akibat meninggalnya si tertanggung. Manfaat yang paling terasa dalam memiliki asuransi jiwa adalah meringankan beban finansial keluarga yang ditinggalkan. Apalagi kalau tertanggung adalah tulang punggung keluarga.
Nah, agar Sobat Pintar lebih paham, berikut jenis asuransi jiwa yang banyak ditawarkan:
Asuransi Jiwa Term Life (Berjangka)
Asuransi Term Life atau Berjangka menjamin pembayaran benefit kematian dalam periode tertentu yang telah disepakati oleh pemegang polis maupun perusahaan asuransi yang bersangkutan. Saat periode tersebut berakhir dan tertanggung masih hidup, periode asuransi tersebut bisa diperpanjang, dikonversi ke asuransi dengan cakupan permanen, atau dibiarkan hangus.
Asuransi jenis ini biasanya memiliki periode kontrak dalam waktu 5, 10, 15 atau 20 tahun. Premi yang harus dibayarkan juga fleksibel, bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan Sobat Pintar. Keunggulan yang paling diminati dari asuransi ini adalah ketika tertanggung meninggal dunia ketika periode masih aktif, maka uang pertanggungan yang diterima ahli waris bisa sangat besar jumlahnya.
Asuransi Jiwa Whole Life (Seumur hidup)
Asuransi jenis ini memberikan perlindungan seumur hidup, meski biasanya manfaat perlindungan dibatasi hingga hanya 100 tahun. Meski begitu, berbeda dengan asuransi term life yang uang pertanggungannya bisa hangus ketika masa kontrak berakhir, uang pertanggungan asuransi whole life akan diberikan seluruhnya ketika kontrak berakhir. Dengan kata lain, asuransi jenis ini bisa jadi bentuk tabungan jangka panjang.
Meski begitu, karena perlindungannya yang lama, premi yang harus dibayarkan lebih mahal dari asuransi term life, bahkan bisa dua kali lipatnya. Namun Sobat Pintar bisa dapat nilai tunai dari premi yang dibayarkan yang berkisar di angka 4% per tahunnya. Nilai tunai ini juga bisa Sobat Pintar gunakan untuk bayar premi berikutnya lho.
Asuransi Jiwa Endowment (Dwiguna)
Asuransi Jiwa Endowment (Dwiguna) sebenarnya adalah asuransi berjangka yang juga bisa berfungsi sebagai tabungan. Artinya, selain mendapatkan uang pertanggungan jika tertanggung meninggal dunia dalam periode tertentu, Sobat Pintar juga bisa menarik polis asuransi dalam waktu tertentu sebelum masa kontrak berakhir. Sesuai kegunaanya, banyak masyarakat yang menggunakan asuransi ini sebagai tabungan, karena nilai tunainya yang dapat dicairkan bisa digunakan sebagai pemenuh kebutuhan.
Premi yang dibayarkan pun lebih besar dibandingkan jenis asuransi yang lainnya. Meski begitu, banyak masyarakat kelas menengah yang berminat dengan Asuransi Jiwa Endowment karena bisa menabung sekaligus mendapat proteksi.
Asuransi Unit Link
Asuransi Unit Link berbeda dari asuransi jiwa yang lainnya. Asuransi ini menggabungkan investasi dan proteksi asuransi. Dengan demikian, Sobat Pintar tidak hanya dapat proteksi saja, namun juga dapat imbal hasil investasi dengan bunga cukup tinggi setiap tahunnya. Meski begitu, berbeda dengan model investasi pada umumnya, imbal balik dari asuransi unit link tidak begitu besar maupun signifikan. Selain itu, uang pertanggungannya pun terbilang lebih kecil dari asuransi lain, apalagi jika investasinya tidak membawa cuan.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi dan tips lain yang bermanfaat.
Silakan membaca 
