
Modal merupakan salah satu elemen penting dalam dunia bisnis. Ini bisa diibaratkan sebagai bahan bakar, karena menjadi sumber daya yang digunakan untuk menjalankan operasi bisnis. Tapi, sebelum memulai usaha baru, sebaiknya kenali dulu jenis jenis modal!
Dengan memahami berbagai jenis modal, kamu akan bisa memilih sumber pendanaan yang sesuai kebutuhan. Apakah lebih cocok menggunakan modal sendiri atau menarik investor? Sebagai panduan, dalam artikel ini kami akan membahas pengertian dan jenis jenis modal dalam bisnis.
Baca juga: Daftar Pertanyaan Tentang Saham Terlengkap
Apa itu Modal?
Menurut KBBI VI Daring, modal adalah uang yang dipakai sebagai pokok untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya. Ini juga bisa diartikan sebagai harta benda yang bisa berupa uang, barang, dan sebagainya, yang dapat digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan.
Sederhananya, modal adalah uang atau aset yang digunakan untuk membiayai suatu usaha. Ini mencakup segala sesuatu yang bernilai ekonomis dan dapat digunakan untuk menghasilkan keuntungan di masa depan. Ini bisa berupa uang tunai, aset fisik seperti tanah, bangunan, mesin, atau aset tidak berwujud seperti merek dagang, hak cipta, dan keahlian.
Dalam dunia bisnis, modal memiliki peran yang sangat penting yaitu untuk memulai usaha, menjalankannya dan memperluasnya. Saat memulai usaha, kita membutuhkan modal awal untuk membeli peralatan, bahan baku, dan membiayai biaya operasional lainnya. Modal juga digunakan untuk membayar gaji karyawan, membayar sewa, dan berbagai pengeluaran lainnya untuk menjalankan bisnis sehari-hari.
Ketika bisnis ingin berkembang, pengusaha tetap membutuhkan modal tambahan untuk berbagai kebutuhan, seperti membuka cabang baru atau mengembangkan produk baru.
Jenis jenis Modal
Secara umum, jenis jenis modal dikategorikan berdasarkan berbagai kategori, yaitu:
Berdasarkan Sumber
Jenis modal berdasarkan sumbernya terdiri atas dua jenis, yaitu modal internal dan modal eksternal.
Modal internal
Modal internal adalah dana yang bersumber dari dalam perusahaan atau usaha itu sendiri. Ini mencakup kekayaan pemilik perusahaan, kontribusi dari pemegang saham, hasil penjualan aset, serta laba yang dihasilkan oleh perusahaan.
Contoh modal internal termasuk kendaraan, barang-barang inventaris, mesin dan alat produksi, tabungan pribadi, gedung, tanah, saham, dan keuntungan perusahaan.
Salah satu kelebihan modal internal adalah memberikan kontrol penuh perusahaan kepada pemilik atau manajemen perusahaan. Selain itu, bisnis tidak perlu membayar bunga atau dividen.
Modal internal juga memberikan fleksibilitas dalam penggunaannya dan meningkatkan stabilitas finansial perusahaan karena tidak ada kewajiban pembayaran kepada pihak luar.
Namun, modal internal juga memiliki kekurangan, seperti keterbatasan sumber daya yang mungkin dialami oleh perusahaan, terutama yang baru berdiri atau tidak memiliki laba besar. Hal ini dapat membatasi peluang pertumbuhan perusahaan.
Selain itu, mengandalkan modal internal sepenuhnya juga dapat meningkatkan risiko jika perusahaan menghadapi kerugian atau penurunan pendapatan.
Modal Eksternal
Jenis modal eksternal adalah sumber dana yang didapat melalui pinjaman atau investasi dari pihak ketiga, seperti dari investor atau kreditur, bank, dan koperasi. Modal ini sering kali diperlukan ketika modal internal tidak mencukupi untuk mendukung operasional atau ekspansi bisnis.
Modal eksternal juga dibutuhkan untuk membiayai proyek-proyek besar yang membutuhkan dana tinggi, atau jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau masalah likuiditas.
Kelebihan modal eksternal adalah memberikan akses ke dana yang lebih besar, yang memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan yang lebih luas dan melakukan investasi besar yang mungkin tidak dapat dibiayai hanya dengan modal internal.
Selain itu, modal eksternal dapat membantu dalam diversifikasi risiko keuangan, karena perusahaan tidak sepenuhnya bergantung pada sumber daya internal.
Namun, modal eksternal juga memiliki kekurangan, seperti biaya tambahan berupa bunga atau dividen yang harus dibayarkan kepada kreditur atau investor, yang dapat mengurangi profitabilitas perusahaan.
Selain itu, ketergantungan yang berlebihan pada modal eksternal juga dapat meningkatkan risiko keuangan, terutama jika perusahaan menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban pembayaran.
Baca juga: Panduan Lengkap Produk dan Jasa Finansial di Indonesia
Berdasarkan Fungsi
Jenis modal berdasarkan sumbernya terdiri atas dua jenis, yaitu modal perseorangan dan modal sosial.

Modal perseorangan
Modal perseorangan merujuk pada sumber daya keuangan yang dimiliki oleh individu, yang dapat digunakan untuk investasi atau memulai bisnis. Ini bisa berupa tabungan pribadi, aset yang dimiliki, deposito, saham dan pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan atau usaha.
Modal sosial
Modal sosial merujuk pada aset sosial yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan bersama. Ini bisa berupa infrastruktur fisik yang bertujuan untuk mendukung aktivitas ekonomi dan sosial. Contohnya adalah jalan raya, tol, pelabuhan, bandara, stasiun, pasar, jembatan, dan lain-lain.
Berdasarkan Wujud
Jenis modal berdasarkan wujudnya terdiri atas dua jenis, yaitu modal aktif (konkret) dan modal pasif (abstrak).
Modal Aktif (Konkret)
Modal aktif atau modal konkret adalah segala bentuk aset yang memiliki wujud fisik dan dapat dilihat secara langsung, serta memiliki nilai ekonomi yang dapat diukur. Contohnya termasuk tanah, bangunan, pabrik, komputer, kendaraan, dll.

Modal Pasif (Abstrak)
Modal pasif, atau yang sering disebut sebagai modal abstrak, merujuk pada sumber daya yang tidak tidak memiliki bentuk fisik tapi berkontribusi pada operasional serta nilai perusahaan. Contohnya termasuk hak paten, hak cipta, media sosial, keahlian, lisensi, dan koneksi usaha.
Berdasarkan Sifat
Jenis modal berdasarkan sifatnya terbagi jadi dua jenis, yaitu modal tetap dan modal lancar.
Modal Tetap
Modal tetap (fixed capital) adalah aset jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan dan digunakan dalam operasional bisnis untuk jangka waktu yang lama. Aset ini tidak dimaksudkan untuk dijual, melainkan digunakan untuk mendukung produksi dan operasional.
Contoh modal tetap adalah tanah, pabrik, kantor, gudang, toko, mesin produksi, komputer, kendaraan, alat berat, dll.
Modal Lancar
Modal Lancar (variable capital) adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek untuk membiayai aktivitas sehari-hari. Contohnya adalah kas dan setara kas, piutang, persediaan bahan baku dan barang jadi.
Baca juga: Perbedaan Saham Biasa dan Saham Preferen
Sebagai kesimpulan, dalam dunia bisnis modal berarti aset atau sumber daya yang digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan operasinya. Jenis jenis modal dapat dibedakan berdasarkan beberapa kategori, dan siapapun yang ingin terjun ke dalam dunia bisnis harus mengetahui hal ini, untuk membantu mengelola keuangan dan membuat keputusan investasi yang tepat.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.