Dari berbagai macam diet yang ada dan sering dilakukan, diet rendah garam merupakan salah satu jenis diet yang cukup populer di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa stroke dan penyakit jantung masih menempati posisi pertama dan kedua sebagai ‘pembunuh’ terbesar di Indonesia selama lebih dari 10 tahun terakhir.
Berdasarkan data yang dirilis WHO di tahun 2016, penyakit kardiovaskular menyumbang 35% total kematian prematur di Indonesia dengan pasien laki-laki sedikit lebih banyak dari pasien perempuan. Kematian prematur adalah kematian yang terjadi sebelum manusia mencapai angka harapan hidup (Indonesia: 72 tahun).
Dari beberapa faktor yang meningkatkan risiko kematian prematur tersebut, konsumsi garam berlebih termasuk di dalamnya. Karena itulah diet tersebut sangat dianjurkan oleh WHO.
Bagaimana Garam Meningkatkan Risiko Stroke dan Penyakit Jantung
Stroke dan penyakit jantung adalah dua penyakit yang paling banyak membunuh masyarakat Indonesia. Jika tidak dikontrol, konsumsi garam yang berlebih dapat meningkatkan risiko dua penyakit mematikan ini.
Garam mengandung 40% sodium. Setiap sodium yang masuk ke dalam tubuh normalnya akan diatur kadar keseimbangannya oleh ginjal bersamaan dengan kadar air pada darah.
Apa yang terjadi jika terlalu banyak sodium yang masuk ke darah kita? Untuk menyeimbangkan sodium yang berlebih, tubuh kita akan membutuhkan lebih banyak cairan. Pasti sering, kan, Sobat Pintar merasa haus setelah makan makanan asin?
Banyaknya cairan yang masuk ke sel, otomatis akan menambah volume darah. Hal ini kemudian dapat membuat kerja jantung menjadi lebih berat karena jantung harus memompa lebih banyak darah ke seluruh tubuh. Inilah yang menjadi cikal-bakal penyakit mematikan seperti jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.
Artikel bermanfaat lainnya: 5 Pekerjaan Yang Akan Bertahan di Masa Depan
Manfaat Konsumsi Garam Untuk Tubuh Manusia
Komponen utama garam adalah sodium (40%) dan klorida (60%). Kedua senyawa ini dibutuhkan oleh tubuh agar bisa berfungsi secara normal.
Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, kurang mengonsumsi garam dapat memberikan efek berupa dehidrasi dan kurang nafsu makan.
Sampai sini kita sepakat, bahwa jika dikonsumsi dengan takaran yang benar maka garam dapat memberikan manfaat bagi manusia. Manfaat garam bagi tubuh adalah sebagai berikut:
1.Membantu Kerja Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid pada tubuh bekerja dengan cara menghasilkan hormon tiroid yang berperan dalam proses metabolisme. Agar dapat menghasilkan hormon tersebut, tiroid membutuhkan senyawa yodium yang biasa kita temukan pada garam. Defisiensi yodium dapat menyebabkan pembengkakan tiroid, sembelit, mudah lelah, dll.
Namun tidak semua tipe garam mengandung yodium. Garam dengan kandungan yodium biasanya memiliki keterangan ‘beryodium’ di bagian bungkusnya. Agar yakin, baca keterangan produk pada kemasan untuk memastikan kadar yodium yang ada pada garam.
2.Menjaga Tubuh Tetap Terhidrasi
Kekurangan cairan atau dehidrasi akan terjadi saat kita kekurangan cairan. Tapi tahukah Sobat Pintar bahwa kekurangan konsumsi garam juga bisa menyebabkan dehidrasi?
Sodium dan klorida yang terkandung dalam garam berperan sebagai elektrolit yang membantu mendistribusikan cairan ke sel dalam tubuh. Karena itu jika kita kekurangan garam, bisa membuat tubuh menjadi lebih mudah dehidrasi.
3.Mencegah Tekanan Darah Rendah
Jika konsumsi garam berlebih dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, maka kurang mengkonsumsi garam dapat menyebabkan tekanan darah rendah (hipotensi). Jika mengalami hipotensi, seseorang akan cenderung mudah pusing, mual, mata berkunang-kunang, hingga pingsan.
Apa Itu Diet Rendah Garam?
Sesuai dengan namanya, hal tersebut berarti mengurangi asupan garam ke dalam tubuh dengan lebih memperhatikan jumlah garam yang kita konsumsi. Kata kuncinya adalah mengurangi, bukan menghentikan. Karena bagaimanapun juga, kita tetap membutuhkan garam untuk bisa bertahan hidup.
Dilansir dari WHO, kadar aman mengkonsumsi garam bagi orang dewasa adalah tidak lebih dari 5 gr sehari (kira-kira seukuran satu sendok teh). Sedangkan untuk bayi dan anak-anak usia 1-15 tahun, disarankan untuk mengonsumsi lebih sedikit dibanding takaran orang dewasa.
Tips Melakukan Diet Rendah Garam
Meskipun sulit di awal, bukan berarti mustahil untuk dilakukan. Jika Sobat Pintar ingin mengurangi asupan garam, lakukanlah beberapa tips berikut ini:
1.Biarkan Lidah Sobat Pintar Menjadi Terbiasa
Mengapa kita menyenangi makanan yang asin? Jawabannya adalah karena indra pengecap kita sudah terbiasa dengan tipe makanan yang seperti itu. Sehingga jika Sobat Pintar tiba-tiba mengurangi asupan garam secara ekstrem akan menyebabkan lidah Sobat Pintar menjadi ‘kaget’ sehingga yang Sobat Pintar rasakan pada makanan hanya rasa hambar.
Untuk mengurangi kadar garam, Sobat Pintar bisa melakukannya dengan bertahap hingga mencapai kadar yang dianjurkan. Indra pengecap pada lidah memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan rasa. Jika Sobat Pintar mampu mengurangi rasa asin pada makanan secara bertahap, maka lidah Sobat Pintar dengan sendirinya akan mudah menerima dan menikmati makanan dengan sedikit garam.
2.Taruh Makanan Ringan di Tempat yang Tak Terlihat
Tahukah Sobat Pintar bahwa keinginan untuk makan bisa timbul hanya dengan melihat makanan meskipun sebenarnya kita tidak lapar? Hal ini sudah dibuktikan oleh berbagai penelitian. Semakin sering kita melihat atau terpapar gambar/video makanan, maka semakin besar kemungkinan kita untuk merasa lapar.
Saat sedang melakukan diet tersebut, sebisa mungkin jauhkan snack atau junk food yang mengandung kadar garam tinggi dari pandangan dan jangkauan. Alih-alih makanan ringan, Sobat Pintar bisa menaruh buah di tempat yang terlihat jelas untuk memperbaiki kebiasaan ngemil Sobat Pintar.
3.Tambahkan Rempah ke Makanan
Tips tersebut disarankan berdasarkan penelitian yang dilakukan di Inggris dan Brazil, menambahkan oregano ke dalam sup memberikan efek rasa suka yang sama dengan menambahkan garam ke dalam sup.
Pada awalnya sup dengan oregano masih kalah diminati dibanding dengan sup berkadar garam tinggi. Namun setelah dikonsumsi selama 3 hari berturut-turut, minat orang pada sup dengan oregano menjadi lebih tinggi dibanding sebelumnya. Hal ini dikarenakan lidah mulai terbiasa dengan rasa rempah yang ditambahkan.
4.Edukasi Diri Adalah Kunci
Agar Sobat Pintar bisa konsisten dengan diet yang dilakukan, Sobat Pintar tidak boleh bosan mengedukasi diri sendiri mengenai bahaya mengkonsumsi garam secara berlebihan.
Pada tahun 2013, gabungan peneliti dari Eropa dan Asia melakukan penelitian pada 6987 responden yang berasal dari berbagai negara seperti Jerman, Austria, Cina, India, Afrika Selatan, dan beberapa negara lain. Tiap responden diuji untuk mengetahui behaviour mereka terkait konsumsi garam.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan, mayoritas responden sepakat bahwa mereka bertanggung jawab atas diri sendiri terkait seberapa banyak garam yang mereka konsumsi. Dan pada sebagian kasus, tipe responden yang teredukasi secara baik mengenai risiko konsumsi garam berlebih menunjukkan keterkaitan lebih besar untuk mengurangi kadar garam dalam makanan dibandingkan mereka yang kurang atau tidak teredukasi.
Setelah ini apakah Sobat Pintar sudah memutuskan untuk melakukan diet rendah garam? Hidup cuma sekali, jadi pastikan Sobat Pintar menjalankan kehidupan yang berkualitas dengan tetap menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Namun jika Sobat Pintar membutuhkan dana kesehatan secara mendesak, ada Kredit Pintar yang siap membantu Sobat Pintar kapanpun dalam kondisi apapun. Pinjaman tunai dari Kredit Pintar, siap jadi solusi untuk segala kebutuhan finansial.
Mudah dan aman, unduh aplikasi Kredit Pintar di Play Store sekarang juga.
Artikel bermanfaat lainnya: Latte Factor, Salah Satu Penyebab Susah Menabung