Tahun baru Imlek pada dasarnya memang lekat dengan berbagai tradisi yang khas dan penuh makna yang mendalam. Mulai dari berbagai makanan yang dihidangkan yang memiliki arti masing-masing, tarian Barongsai yang melambangkan legenda di balik Imlek, hingga berbagai ornamen berwarna merah dan emas yang menjadi simbol keberuntungan. Dari semua tradisi tersebut, salah satu tradisi yang selalu jadi highlight perayaan Imlek adalah pemberian angpao dari orang dewasa kepada anak-anak.
Tak jauh berbeda dari elemen tradisi Imlek yang lain, angpao juga memiliki makna yang dalam saat merayakan Tahun Baru Imlek. Lantas apa sih makna di balik pemberian angpao saat perayaan Imlek?
Arti angpao saat Imlek
Uang dalam amplop merah yang diberikan kepada anak-anak saat Tahun Baru Imlek yang biasa kita kenal dengan istilah ‘Angpao’ memiliki makna yang dalam daripada sekadar berbagi uang. Angpao atau âng-pau dalam bahasa Hokkien, atau yang dalam bahasa Mandarin disebut hóngbāo memang berarti memberikan amplop merah yang berisi harapan dan doa-doa baik kepada anak-anak, orang yang belum menikah dan orang tua (dari anak-anaknya yang sudah menikah).
Amplop berwarna merah dan doa-doa yang tertulis di covernya memang yang jadi elemen penting dalam pemberian angpao. Dalam kebudayaan Cina, warna merah merupakan simbol energi, keberuntungan dan kebahagiaan. Doa-doa yang tertulis dalam tinta emas biasanya menyuarakan kebahagiaan maupun harapan panjang umur. Memberikan angpao sama saja mendoakan orang yang diberi angpao untuk menikmati setahun kedepan yang aman, damai, makmur dan sejahtera.
Yang lebih berharga memang amplopnya, bukan uang di dalamnya. Meski demikian, ada legenda yang mengatakan kalau uang yang diberikan dalam angpao bisa melindungi anak-anak dari roh jahat yang bisa mengganggu mereka. Menurut legenda Cina, roh jahat bernama Sui akan mengganggu anak-anak yang tidur saat malam Tahun Baru Imlek. Maka dari itu, orang-orang di beberapa daerah di Cina memberikan uang angpao kepada anak-anak mereka saat tertidur sebagai bentuk tolak bala.
Tata cara pemberian angpao
Dalam pemberian angpao, komponen wajib yang harus ada adalah amplop berwarna merah. Amplop warna lain dalam kebudayaan Cina bisa memiliki arti yang lain, seperti warna putih yang erat kaitannya dengan kematian dan pemakaman. Maka warna merah digunakan untuk menyimbolkan harapan baik bagi orang-orang yang diberi angpao.
Uang yang diberikan haruslah uang cetakan baru yang belum usang maupun lusuh. Selain itu nominal uang yang diberikan pun beragam. Sebenarnya nominal ini tergantung kemapuan finansial pribadi dan tujuan pemberian uang tersebut. Misalnya jika penerimanya adalah anak-anak, rentang nominalnya bisa dibawah 100 ribu maupun dibawah 1 juta. Untuk orang muda yang belum menikah, nominalnya bisa dalam rentang di bawah 1 juta hingga di atas 1 juta. Sedangkan untuk orang tua, nominalnya bisa menyesuaikan kemampuan finansial pribadi dan keinginan untuk memberikan. Sekali lagi, nominal di atas bukan patokan namun nominal yang biasa diberikan saat Imlek.
Yang perlu dicatat, hindari memberikan uang dalam nominal yang mengandung angka 4, seperti 140 ribu, 400 ribu dan lainnya. Angka 4 dalam kebudayaan Cina memiliki arti keberuntungan buruk. Sebaliknya, kalau bisa memberi uang yang mengandung angka 8 karena angka ini berarti menambah keberuntungan. Nominal yang diberikan juga sebaiknya berakhir dalam angka genap, selain angka 4, karena dipercaya lebih membawa keberuntungan dibanding angka ganji. Sebagai contoh, lebih baik memberikan uang 20 ribu daripada 21 ribu.
Biasanya hangbao akan diberikan kepada orang-orang tua kepada anak-anak, keponakan maupun cucu mereka. Sebelum menerima , para anak-anak akan menyampaikan harapan kepada kakek nenek mereka. Memberi dan menerima angpao layaknya dilakukan dengan kedua tangan. Menerima amplop dengan satu tangan termasuk tindakan yang tidak sopan. Setelah menerima, tak lupa memberi ucapan terima kasih dan harapan lagi kepada yang memberikan. Yang paling penting, jangan membuka amplop tersebut langsung di hadapan yang memberikan karena dianggap tidak sopan. Sebaiknya membuka amplop tersebut saat sudah sendirian atau saat sudah sampai di rumah.
Tradisi pemberian uang
Di Indonesia, tradisi memberikan uang ini dilakukan pula dalam hari raya keagamaan lain, seperti saat Idul Fitri. Saat hari raya lebaran biasanya orang-orang tua atau orang yang sudah memiliki penghasilan sendiri memberikan uang yang dibungkus dalam amplop berwarna hijau kepada anak-anak kecil. Hal ini dilakukan sebagai bentuk berbagi kebahagiaan dan melaksanakan praktik zakat fitrah.
Selain saat hari raya keagamaan, pemberian uang sebagai bentuk hadiah juga dilakukan saat menghadiri pesta pernikahan, syukuran melahirkan, maupun saat melayat ke upacara pemakaman. Praktik ini tidak hanya dikenal di Indonesia, lho! Di berbagai negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei dan Singapura pun melakukan tradisi pemberian uang dalam amplop berwarna hijau saat Lebaran. Tradisi pemberian uang ini juga dilakukan dalam perayaan lain di berbagai negara, seperti saat Imlek di Cina (yang kemudian menyebar ke warga Cina di seluruh dunia), pada saat acara pernikahan di tradisi Jepang maupun saat Otodishama.
Berbagi angpao di era digital
Di zaman serba digital ini, memberikan hangbao sudah tidak melulu dalam bentuk uang cash lagi. Di Cina dengan aplikasi raksasanya, WeChat, sudah bisa memberikan angpao secara digita. E-hongbao merupakan fitur yang bisa dinikmati oleh warga Cina untuk memberikan angpao secara digital dari tahun 2014. Langkah ini pun akhirnya diikuti oleh Malaysia dan Singapura yang dipelopori oleh bank asal Singapura, DBS.
Pemberian angpao memang jadi salah satu hal yang ditunggu-tunggu saat perayaan Imlek. Apakah Kamu sudah mempersiapkan dana untuk berbagai angpao di Imlek 2019 ini?
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman dan menjadi platform pendanaan yang menguntungkan. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan tips mengatur keuangan lain yang bermanfaat. Ingin mengenal Kredit Pintar lebih dekat?
Silakan membaca 
